Investor Mengira Mereka Memahami Trump. Mereka Salah.

Pada Selasa, Presiden Donald Trump kembali mengguncang pasar dengan mengumumkan tarif tambahan terhadap Kanada, menandakan bahwa pasar saham yang anjlok bukan lagi benteng pertahanan yang diharapkan investor.

Ekspektasi Investor Terhadap Trump

Ketika Trump memenangkan pemilu tahun lalu, investor dan pemimpin bisnis menyambut baik kebijakan-kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi seperti pemotongan pajak dan deregulasi. Namun, mereka juga mengkhawatirkan kebijakan proteksionisme seperti tarif perdagangan dan pembatasan imigrasi.

Namun setelah Trump resmi menjabat, pasar saham justru meroket, mencerminkan optimisme bisnis yang meningkat pesat. Investor beranggapan bahwa Trump akan tetap mempertahankan kebijakan pro-bisnisnya dan menahan diri dari kebijakan yang merugikan pasar, terutama jika reaksi negatif dari pasar mulai terlihat.

Sayangnya, harapan tersebut meleset jauh.

Tarif Menjadi Fokus Utama Kebijakan Ekonomi Trump

Sejak awal masa kepemimpinannya, Trump menjadikan tarif sebagai inti dari kebijakan ekonominya. Dia memberlakukan tarif tinggi pada sekutu maupun rival ekonomi Amerika, mengancam subsidi yang selama ini dinikmati oleh perusahaan-perusahaan besar, dan mendorong pemangkasan birokrasi federal secara agresif.

Bahkan ketika data ekonomi mulai menunjukkan pelemahan dan pasar saham mengalami penurunan tajam, Trump tetap kukuh dengan kebijakan-kebijakannya. “Pasar saham akan naik dan turun, tetapi yang lebih penting adalah membangun kembali negara kita,” kata Trump kepada wartawan pada hari Selasa.

Reaksi Pasar Terhadap Kebijakan Trump

Pada hari yang sama, ketika pasar mulai stabil setelah beberapa hari mengalami penurunan tajam, Trump kembali mengejutkan dunia dengan meningkatkan ketegangan dalam perang dagangnya dengan Kanada. Saham-saham utama di Wall Street langsung anjlok, dengan S&P 500 ditutup turun hampir 1 persen.

Reaksi keras dari pasar tidak membuat Trump mundur. Bahkan, ia semakin menegaskan bahwa kebijakan ini adalah bagian dari transisi ekonomi yang diperlukan. “Ekonomi kita telah terlalu lama bergantung pada subsidi dan utang pemerintah. Ini saatnya untuk melakukan perubahan besar,” ujar Scott Bessent, Menteri Keuangan AS, dalam wawancara dengan CNBC.

Dampak Jangka Panjang Terhadap Ekonomi dan Investor

Banyak ekonom menilai kebijakan tarif dan pengurangan belanja pemerintah justru bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan Trump membuat banyak investor kehilangan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi jangka panjang.

Nathan Sheets, mantan pejabat Departemen Keuangan yang kini menjabat sebagai Kepala Ekonom Global di Citigroup, menyebut kebijakan ini sebagai “terapi kejut” yang lebih banyak membawa ketidakpastian dibanding manfaat nyata.

Di sisi lain, beberapa pendukung Trump tetap optimis bahwa pendekatan agresif ini akan menghasilkan keuntungan jangka panjang dengan mengembalikan manufaktur Amerika ke puncak kejayaannya. Namun, apakah strategi ini benar-benar akan berhasil atau justru membawa dampak negatif yang lebih besar masih menjadi perdebatan sengit.

Seiring waktu, investor akan terus mengamati bagaimana kebijakan Trump berdampak terhadap ekonomi global. Satu hal yang pasti: ekspektasi bahwa pasar akan menjadi pengendali kebijakan Trump ternyata keliru.

Penulis: M. Rizki

More From Author

Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan PDF: Revolusi Digital dalam Mengelola Dokumen

Riyad Mahrez Bersinar, Bawa Al Ahli ke Perempat Final Liga Champions AFC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *