Kampus Top AS Dikritik! Hukum Aktivis Pro-Palestina Jadi Sorotan!

Gelombang protes pro-Palestina yang melanda kampus-kampus di Amerika Serikat, termasuk Universitas Columbia, terus memanas. Terbaru, Departemen Kehakiman AS dikabarkan tengah menyelidiki dugaan pelanggaran undang-undang terorisme terkait aksi demonstrasi yang menentang perang di Gaza. Situasi ini semakin rumit dengan adanya penangkapan Mahmoud Khalil, seorang pemimpin aksi pro-Palestina di Columbia, yang memicu kemarahan dari berbagai pihak.

Universitas Columbia sendiri telah mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswa dan alumni yang terlibat dalam demonstrasi tersebut. Sanksi yang diberikan bervariasi, mulai dari penangguhan hingga pengusiran. Presiden sementara Universitas Columbia, Katrina Armstrong, menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi kekhawatiran yang ada.

Kenapa Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus AS Semakin Memanas?

Aksi protes di kampus-kampus AS dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan serangan balasan Israel ke Gaza yang menyebabkan puluhan ribu warga sipil tewas. Mahasiswa dari berbagai latar belakang turun ke jalan untuk menyuarakan dukungan kepada Palestina dan menuntut agar universitas menarik investasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel. Mereka juga menyerukan agar AS menghentikan bantuan militer ke Israel.

Namun, aksi-aksi protes ini juga memicu tuduhan anti-Semitisme, Islamofobia, dan rasisme. Beberapa demonstrasi bahkan berujung pada kekerasan dan pendudukan gedung-gedung kampus, sehingga mengganggu kegiatan perkuliahan. Pemerintah AS, di bawah kepemimpinan Presiden Trump, mengambil tindakan keras terhadap para aktivis pro-Palestina, termasuk dengan menangkap dan mendeportasi mahasiswa asing yang terlibat dalam aksi protes.

Penangkapan Mahmoud Khalil menjadi simbol perlawanan terhadap tindakan keras pemerintah AS. Para pendukung Khalil menganggap penangkapannya sebagai bentuk intimidasi dan pelanggaran terhadap kebebasan berbicara. Mereka menggelar demonstrasi di berbagai tempat, termasuk di depan pengadilan New York dan Trump Tower, untuk menuntut pembebasan Khalil.

Lawan Nazi, bukan mahasiswa! teriak para demonstran, merujuk pada tindakan keras Trump terhadap mahasiswa asing yang terlibat dalam protes pro-Palestina.

Apakah Universitas Columbia Mengorbankan Mahasiswa Demi Uang?

Salah satu isu yang mencuat adalah tuduhan bahwa Universitas Columbia lebih mementingkan uang hibah daripada membela hak-hak mahasiswanya. Grant Miner, mantan pemimpin serikat pekerja mahasiswa Columbia, menuding universitas telah mengorbankan mahasiswa dan pekerjanya demi mendapatkan dana dari pemerintah dan donatur.

Pemerintahan Trump sendiri telah membatalkan hibah dan kontrak federal senilai USD 400 juta ke Columbia. Tindakan ini diduga sebagai bentuk tekanan agar universitas lebih tegas dalam menindak para aktivis pro-Palestina. Selain itu, Departemen Pendidikan AS juga tengah menyelidiki 60 sekolah karena dianggap menoleransi lingkungan yang tidak bersahabat bagi orang Yahudi.

Kita tahu persis berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli moralitas Columbia, ujar Miner.

Bagaimana Nasib Mahmoud Khalil Selanjutnya?

Saat ini, Mahmoud Khalil ditahan di sebuah fasilitas di Jena, Louisiana. Seorang hakim federal di New York akan mendengarkan argumen yang mendukung dan menentang penahanannya. Pengacara Khalil dari American Civil Liberties Union (ACLU) menyebut penyelidikan Departemen Kehakiman itu salah alamat dan melanggar hak-hak sipil Khalil.

DHS menuduh Khalil ‘memimpin aktivitas terkait Hamas, sebuah organisasi teroris’. Namun, DHS tidak memberikan bukti yang konkret untuk mendukung tuduhan tersebut. Para pendukung Khalil menganggap tuduhan tersebut sebagai upaya untuk mendiskreditkan gerakan pro-Palestina dan membungkam suara-suara kritis terhadap kebijakan Israel.

Kasus Mahmoud Khalil menjadi ujian bagi kebebasan berbicara dan hak-hak sipil di Amerika Serikat. Keputusan pengadilan akan menentukan apakah pemerintah memiliki hak untuk menindak para aktivis pro-Palestina atas dasar tuduhan yang tidak jelas dan tanpa bukti yang kuat.

Demonstrasi di New York terus berlanjut. Ratusan demonstran Yahudi menyerbu Trump Tower untuk mendukung warga Palestina serta menuntut pembebasan Khalil. Mereka mengenakan kaus merah dengan tulisan ‘Orang Yahudi katakan berhenti mempersenjatai Israel’.

Menuntut agar ke-Yahudian kita tidak dijadikan senjata untuk mencuri hak-hak warga negara Amerika dan mengakhiri demokrasi kita, seru para demonstran.

Kasus ini masih terus bergulir dan akan terus menjadi perhatian publik.

More From Author

Dampak Teknologi terhadap Tenaga Kerja: Revolusi Industri 4.0 dan Masa Depan Pekerjaan

teknologi kedokteran itb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *