Belum Setahun Dihapus, Jurusan SMA Mau Diaktifkan Lagi

Kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan! Belum genap setahun sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa dihapuskan di SMA, wacana untuk menghidupkannya kembali justru mencuat. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan niat ini dalam sebuah acara santai bersama wartawan pendidikan. Sontak, hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan dan perdebatan di kalangan pendidik dan masyarakat.

Penghapusan penjurusan sendiri merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebelumnya, Nadiem Makarim. Kurikulum ini bertujuan memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat mereka. Dengan begitu, siswa diharapkan bisa lebih fokus mempersiapkan diri untuk studi lanjut atau karier yang diimpikan.

Dulu, Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menjelaskan bahwa penghapusan jurusan ini juga bertujuan menghilangkan diskriminasi terhadap siswa non-IPA dalam seleksi masuk perguruan tinggi. Kurikulum Merdeka membuka kesempatan bagi semua lulusan SMA dan SMK untuk mendaftar ke program studi (prodi) apapun di perguruan tinggi, tanpa terhalang oleh jurusan yang diambil saat sekolah.

Kenapa Penjurusan Mau Dihidupkan Lagi? Apa Untungnya?

Lantas, mengapa sekarang muncul wacana untuk menghidupkan kembali sistem penjurusan? Salah satu alasannya adalah terkait dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang akan menggantikan ujian nasional mulai November 2025. TKA ini rencananya akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN).

Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa TKA akan mengukur kemampuan akademik siswa, yang kemudian bisa menjadi landasan bagi PTN untuk menyeleksi calon mahasiswa. Dengan adanya penjurusan, diharapkan siswa dapat lebih fokus mempersiapkan diri untuk TKA sesuai dengan bidang yang diminati. Misalnya, siswa yang ingin masuk jurusan teknik bisa fokus pada mata pelajaran Matematika dan Fisika, sementara siswa yang berminat di bidang kedokteran bisa mendalami Biologi dan Kimia.

Contohnya begini:

  • Siswa yang ingin kuliah teknik, fokus belajar Matematika dan Fisika.
  • Siswa yang ingin kuliah kedokteran, fokus belajar Biologi dan Kimia.
  • Siswa yang ingin kuliah di bidang sosial, fokus belajar Akuntansi dan sebagainya.

Apakah Kurikulum Merdeka Gagal?

Wacana menghidupkan kembali penjurusan ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah Kurikulum Merdeka dianggap gagal? Belum ada jawaban pasti mengenai hal ini. Namun, beberapa pihak berpendapat bahwa Kurikulum Merdeka masih perlu dievaluasi dan disempurnakan. Ada kekhawatiran bahwa tanpa penjurusan, siswa mungkin kesulitan untuk fokus dan mendalami bidang yang mereka minati.

Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa Kurikulum Merdeka sudah memberikan dampak positif, seperti memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran dan menghilangkan diskriminasi terhadap siswa non-IPA. Perlu diingat bahwa Kurikulum Merdeka baru diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021 dan mencapai 90-95 persen sekolah pada tahun ajaran 2024/2025. Jadi, masih terlalu dini untuk menilai keberhasilannya secara menyeluruh.

Jadi, Penjurusan Bakal Balik Beneran? Gimana Nasib Siswa Nanti?

Saat ini, wacana menghidupkan kembali penjurusan masih dalam tahap pembahasan. Belum ada keputusan final mengenai hal ini. Namun, yang jelas, pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan. Penting untuk mendengarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk pendidik, siswa, orang tua, dan ahli pendidikan.

Jika penjurusan benar-benar dihidupkan kembali, perlu ada sosialisasi yang jelas kepada siswa dan orang tua. Sistem penjurusan yang baru juga harus dirancang sedemikian rupa agar tidak mengulangi kesalahan di masa lalu, seperti diskriminasi terhadap siswa non-IPA. Selain itu, perlu dipastikan bahwa siswa memiliki akses yang sama terhadap informasi dan bimbingan karir, sehingga mereka dapat memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Keputusan mengenai penjurusan ini akan berdampak besar bagi dunia pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk terlibat aktif dalam diskusi dan memberikan masukan yang konstruktif. Mari kita kawal bersama agar kebijakan pendidikan yang diambil benar-benar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi tantangan di masa depan.

More From Author

Kolaborasi Dahsyat yang Mengubah Dunia dan Memberikan Keuntungan Nyata

Demonstrasi Kontekstual Topik 5 Filosofi Pendidikan: Membangun Pembelajaran yang Relevan dan Bermakna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *