Mengupas Pendidikan Lewat Wawancara Apa Kata Para Ahli dan Pelaku?

Pendidikan selalu jadi topik hangat yang tak pernah basi untuk dibahas. Di tengah arus perubahan zaman dan teknologi yang begitu cepat, pendidikan dituntut untuk terus beradaptasi. Namun, seberapa siap sistem pendidikan kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, kami melakukan wawancara dengan beberapa narasumber dari berbagai latar belakang—guru, mahasiswa, hingga pengamat pendidikan.

Hasilnya? Banyak hal menarik yang terungkap. Dari sistem pembelajaran yang dinilai masih terlalu kaku, hingga harapan agar pendidikan lebih menyentuh kehidupan nyata dan bukan sekadar teori.

Apa Sebenarnya Tantangan Terbesar dalam Dunia Pendidikan Saat Ini?

Menurut Ibu Sari, seorang guru SMP di sekolah negeri, tantangan paling utama saat ini adalah kesenjangan akses pendidikan. “Masih banyak siswa di daerah yang kesulitan belajar karena keterbatasan fasilitas. Internet kadang jadi barang mewah,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Fajar, mahasiswa jurusan pendidikan. Ia menilai bahwa sistem pendidikan belum cukup inklusif. “Kami butuh pendidikan yang merata, bukan hanya di kota besar,” katanya.

Berikut ini beberapa tantangan yang sering disebutkan para narasumber:

  • Ketimpangan fasilitas antara sekolah di kota dan desa
  • Beban kurikulum yang berat namun tidak aplikatif
  • Kurangnya pelatihan bagi tenaga pendidik
  • Kesenjangan digital yang masih lebar

Bagaimana Pandangan Pelajar tentang Sistem Pembelajaran Saat Ini?

Menariknya, dari sisi siswa dan mahasiswa, sistem pembelajaran masih dinilai terlalu fokus pada nilai dan ujian. Rina, siswi SMA swasta, mengatakan bahwa pelajaran seringkali terasa seperti hafalan semata. “Kita belajar supaya dapat nilai bagus, bukan karena kita paham,” ungkapnya jujur.

Hal ini juga diamini oleh Dika, mahasiswa semester akhir. Menurutnya, pendekatan pembelajaran perlu lebih aktif dan kreatif. “Seminar, diskusi, atau proyek langsung jauh lebih menarik daripada sekadar duduk dan mendengar dosen bicara berjam-jam,” tambahnya.

Kebutuhan akan pembelajaran kontekstual pun menjadi harapan besar. Pelajar ingin belajar hal yang relevan dengan dunia nyata, bukan hanya teori yang tak pernah dipakai lagi setelah lulus.

Apakah Teknologi Sudah Membantu Pendidikan Secara Maksimal?

Pandemi membuka mata banyak pihak bahwa teknologi bisa menjadi solusi sekaligus tantangan. Di satu sisi, pembelajaran daring memungkinkan siswa belajar dari mana saja. Tapi di sisi lain, tidak semua siswa memiliki perangkat dan jaringan internet yang memadai.

Pak Andi, seorang pengamat pendidikan, menilai bahwa integrasi teknologi dalam pendidikan masih belum optimal. “Banyak sekolah hanya menjadikan teknologi sebagai alat tambahan, bukan bagian integral dari metode mengajar,” jelasnya.

Teknologi seharusnya bukan hanya soal Zoom dan Google Classroom. Ada banyak cara teknologi bisa dimanfaatkan, antara lain:

  • Aplikasi pembelajaran interaktif
  • Video edukatif yang bisa diakses gratis
  • Sistem e-learning dengan pelacakan progres siswa
  • Penggunaan AI untuk mendeteksi gaya belajar siswa

Apa Harapan Mereka untuk Masa Depan Pendidikan?

Mayoritas narasumber menyampaikan harapan yang serupa: pendidikan yang lebih manusiawi, inklusif, dan menyenangkan. Mereka ingin proses belajar mengajar yang membuat siswa merasa dihargai, bukan ditekan oleh target nilai.

Baca juga: Pekerjaan Fakultas Pertanian Menjadi Profesi Masa Depan yang Menjanjikan

Ibu Sari berharap kurikulum bisa lebih fleksibel dan memberi ruang bagi kreativitas siswa. “Anak-anak itu punya potensi berbeda-beda. Jangan disamaratakan hanya karena satu sistem,” katanya.

Sementara itu, Fajar bermimpi agar pendidikan ke depan lebih berpihak pada kebutuhan lokal. “Setiap daerah punya tantangan dan budaya yang berbeda. Kurikulum harus bisa menyesuaikan,” katanya.

Adapun beberapa poin harapan utama yang muncul dari wawancara ini:

  • Pendidikan yang menumbuhkan karakter, bukan sekadar akademis
  • Kurikulum yang adaptif dan tidak membebani
  • Guru yang terus berkembang secara profesional
  • Akses pendidikan yang benar-benar merata

Penutup: Pendidikan, Tanggung Jawab Bersama

Dari hasil wawancara yang dilakukan, terlihat jelas bahwa pendidikan adalah isu kompleks yang menyentuh banyak aspek—dari teknologi hingga keadilan sosial. Namun satu hal yang pasti, perubahan ke arah yang lebih baik hanya bisa terjadi jika semua pihak—pemerintah, pendidik, orang tua, dan siswa—sama-sama terlibat.

Baca juga: Pendidikan Kerajaan Demak Warisan Intelektual dari Kerajaan Islam Pertama di Jawa

Pendidikan bukan hanya soal gedung sekolah atau tumpukan buku pelajaran. Ia adalah soal masa depan, soal membentuk manusia seutuhnya. Dan untuk itu, kita semua punya peran.

Penulis: Dita mutiara

More From Author

Mengenal Direktorat Pendidikan Profesi Guru Pilar Penting Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Fungsi Tari sebagai Media Pendidikan Lebih dari Sekadar Gerakan Indah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *