Pendidikan merupakan fondasi penting dalam pembangunan suatu bangsa. Di Indonesia, perjalanan pendidikan mengalami berbagai dinamika, mulai dari masa penjajahan hingga era kemerdekaan dan transformasi digital. Artikel ini akan membahas perkembangan pendidikan Indonesia dari waktu ke waktu, tantangan yang dihadapi, serta upaya perbaikannya hingga kini.
Awal Mula Pendidikan di Masa Kolonial
Pendidikan formal di Indonesia mulai diperkenalkan secara sistematis pada masa penjajahan Belanda. Namun, akses pendidikan saat itu sangat terbatas dan bersifat diskriminatif:
- Hanya kalangan bangsawan dan kaum Belanda yang mendapat akses sekolah.
- Muncul sekolah-sekolah elit seperti ELS (Europeesche Lagere School) dan HBS (Hogere Burger School).
- Pendidikan rakyat pribumi terbatas pada sekolah rendah dan tidak melanjut ke jenjang tinggi.
Namun di balik sistem yang timpang, muncul tokoh-tokoh nasional seperti Ki Hajar Dewantara yang memperjuangkan hak pendidikan untuk rakyat.
Baca Juga : Mengapa Peningkatan Kualitas Pendidikan Perlu Dilakukan?
Periode Perjuangan dan Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, pendidikan menjadi hak seluruh warga negara sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 31. Pada masa ini:
- Pemerintah mulai membangun sekolah-sekolah rakyat.
- Kurikulum nasional diperkenalkan untuk membentuk karakter kebangsaan.
- Guru-guru dididik melalui Lembaga Pendidikan Guru (LPG).
Pendidikan menjadi alat penting untuk membangun jati diri bangsa dan menyatukan keberagaman Indonesia.
Era Orde Baru: Sentralisasi dan Pemerataan
Pada masa Orde Baru (1966–1998), pemerintah melakukan sentralisasi sistem pendidikan nasional. Beberapa kebijakan penting antara lain:
- Wajib belajar 6 tahun, kemudian ditingkatkan menjadi 9 tahun.
- Pendirian SD Inpres untuk menjangkau daerah terpencil.
- Kurikulum lebih terfokus pada pembangunan nasional.
Meski keberhasilan pemerataan mulai terasa, sistem pendidikan kala itu masih kurang mendorong kreativitas dan berpikir kritis.
Era Reformasi dan Desentralisasi Pendidikan
Sejak reformasi tahun 1998, sistem pendidikan Indonesia mulai didominasi oleh semangat desentralisasi:
- Pengelolaan pendidikan diserahkan ke daerah (otonomi daerah).
- Diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kemudian Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
- Mulai berkembangnya sekolah inklusif dan madrasah modern.
Pendidikan tidak hanya difokuskan pada pengetahuan, tetapi juga pada keterampilan, sikap, dan karakter peserta didik.
Transformasi Digital di Dunia Pendidikan
Perkembangan teknologi dan pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital dalam pendidikan Indonesia:
- Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui platform daring menjadi solusi selama pandemi.
- Kemunculan platform seperti Ruangguru, Zenius, dan Google Classroom mendukung pembelajaran fleksibel.
- Tantangan akses dan kesiapan infrastruktur di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) masih perlu diatasi.
Digitalisasi pendidikan membuka peluang besar, namun juga menuntut peningkatan literasi digital bagi guru dan siswa.
Tantangan Pendidikan Indonesia Saat Ini
Meski banyak kemajuan, pendidikan Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan:
- Kesenjangan akses dan kualitas antara kota dan desa.
- Rendahnya minat baca dan literasi dasar.
- Kurangnya pelatihan guru berkelanjutan.
- Ketidaksesuaian antara lulusan dan kebutuhan dunia kerja.
Semua tantangan ini perlu dijawab dengan kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Harapan dan Arah Masa Depan
Pendidikan Indonesia ke depan diharapkan menjadi:
- Inklusif, menjangkau semua kalangan tanpa diskriminasi.
- Adaptif, mampu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.
- Berbasis karakter, tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga beretika.
- Berorientasi pada keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi digital.
Upaya seperti Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan menjadi langkah penting untuk mewujudkan visi tersebut.
Kesimpulan
Perjalanan pendidikan Indonesia adalah cermin dari perjalanan bangsanya sendiri—penuh tantangan, perubahan, dan harapan. Dari masa kolonial hingga era digital, sistem pendidikan terus berkembang demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan yang berkualitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Bersama, kita dapat membangun sistem pendidikan yang lebih baik untuk masa depan Indonesia.
Penulis : Najwa Asabrina Khairani