27 Agustus 2025 – Buka lowongan pekerjaan untuk posisi web developer hari ini, dan Anda akan melihat serangkaian teknologi yang hampir seragam: React, Vue, Svelte, Next.js, Nuxt.js. Dunia pengembangan web modern telah didominasi oleh framework berbasis JavaScript di sisi klien (client-side). Paradigma Single-Page Application (SPA) telah menjadi standar de facto untuk membangun pengalaman pengguna yang kaya, interaktif, dan terasa seperti aplikasi desktop.
Di tengah gempuran ini, nasib teknologi yang lebih tua dan lebih sederhana seperti EJS (Embedded JavaScript) menjadi pertanyaan besar. Template engine sisi server (server-side), yang pernah menjadi tulang punggung pengembangan web dengan Node.js, kini seringkali dianggap sebagai peninggalan masa lalu. Apakah EJS benar-benar usang? Ataukah ia masih memiliki peran strategis yang tersembunyi dalam arsitektur web modern? Jawabannya, ternyata, jauh lebih bernuansa daripada sekadar “ya” atau “tidak”.
baca juga : EJS vs. Pug vs. Handlebars: Membedah Perang Template Engine dan Kapan Harus Memilih Kesederhanaan EJS
Pergeseran Paradigma: Mengapa Dunia Jatuh Cinta pada React dan Vue?
Untuk memahami posisi EJS hari ini, kita harus terlebih dahulu mengapresiasi mengapa pergeseran ke framework klien terjadi. Munculnya React dari Facebook dan Vue dari Evan You menawarkan sebuah cara baru yang revolusioner dalam membangun antarmuka pengguna (UI).
- Pengalaman Pengguna yang Superior: Dengan model SPA, halaman web tidak perlu lagi memuat ulang sepenuhnya setiap kali pengguna berinteraksi. Komponen-komponen di layar dapat diperbarui secara instan, menciptakan pengalaman yang mulus, cepat, dan sangat responsif—mirip seperti aplikasi native.
- Pemisahan yang Jelas: Arsitektur SPA memisahkan “otak” (logika back-end yang diekspos melalui API) dari “wajah” (antarmuka front-end). Ini memungkinkan tim back-end dan front-end untuk bekerja secara independen dan paralel, sebuah keuntungan besar dalam proyek skala besar.
- Ekosistem yang Luas: React dan Vue didukung oleh ekosistem alat, pustaka komponen, dan solusi manajemen status (seperti Redux dan Vuex) yang masif. Ini secara dramatis mempercepat pengembangan UI yang kompleks.
Pendekatan lama menggunakan EJS, di mana server bertanggung jawab untuk merender seluruh halaman HTML untuk setiap permintaan, mulai terasa kaku dan lamban jika dibandingkan.
Batasan SPA dan Kebangkitan Kembali Peran Server
Namun, setelah satu dekade dominasi SPA, industri mulai menyadari bahwa pendekatan client-side rendering (CSR) murni juga memiliki kelemahan yang signifikan, terutama dalam dua area krusial:
- Optimalisasi Mesin Pencari (SEO): Aplikasi SPA pada dasarnya mengirimkan file HTML yang nyaris kosong ke browser, yang kemudian diisi oleh JavaScript. Meskipun mesin pencari seperti Google sudah semakin pintar dalam merender JavaScript, performa SEO seringkali tidak seandal halaman yang sudah dirender sepenuhnya di server. Konten yang tidak mudah “dilihat” oleh crawler berarti peringkat yang lebih rendah.
- Performa Awal Muat Halaman (Initial Page Load): Proses pemuatan SPA bisa lambat. Browser harus mengunduh kerangka HTML, kemudian mengunduh bundle JavaScript yang bisa berukuran sangat besar, mengeksekusinya, mengambil data dari API, dan baru kemudian merender tampilan. Bagi pengguna dengan koneksi internet lambat atau perangkat kelas bawah, waktu hingga konten pertama muncul (First Contentful Paint) bisa sangat lama.
Masalah-masalah inilah yang secara ironis membuka kembali pintu bagi pentingnya rendering di sisi server, dan di sinilah EJS menemukan relevansi barunya.
Di Sinilah EJS Kembali Bersinar: Peran Strategis dalam Arsitektur Modern
Di tahun 2025, EJS bukanlah lagi alat untuk semua jenis pekerjaan, melainkan sebuah pisau bedah yang sangat efektif untuk skenario yang tepat. Berikut adalah beberapa area di mana pendekatan server-side rendering klasik dengan EJS bukan hanya relevan, tetapi seringkali merupakan pilihan yang lebih cerdas.
1. Situs Berbasis Konten (Content-First Websites) Pikirkan tentang blog, portal berita, situs dokumentasi, atau halaman marketing. Tujuan utama situs-situs ini adalah menyajikan konten secepat dan seefisien mungkin agar dapat dibaca oleh manusia dan mesin pencari. Menggunakan framework SPA yang kompleks untuk situs seperti ini seringkali berlebihan. Tumpukan teknologi sederhana seperti Express + EJS dapat merender halaman HTML di server, mengirimkannya dalam keadaan jadi, yang hasilnya adalah performa muat halaman yang sangat cepat dan SEO yang sempurna.
2. Aplikasi Web Internal dan Dasbor Admin Untuk alat internal perusahaan, dasbor admin, atau sistem manajemen konten (CMS), prioritas utamanya adalah kecepatan pengembangan dan kemudahan pemeliharaan, bukan animasi UI yang rumit. Menggunakan EJS memungkinkan tim kecil untuk membangun aplikasi CRUD (Create, Read, Update, Delete) yang fungsional dengan sangat cepat. Tidak perlu setup build tool front-end yang kompleks; semuanya ada dalam satu proyek monolitik yang rapi.
3. Microservices dan Halaman Pendukung Dalam arsitektur microservices, sebuah aplikasi besar dipecah menjadi layanan-layanan kecil yang independen. Meskipun layanan utama mungkin menggunakan React atau Vue, layanan pendukung seperti halaman login/autentikasi, halaman status sistem, atau layanan untuk menghasilkan laporan PDF seringkali tidak memerlukan kompleksitas SPA. Membangunnya sebagai layanan Node.js mandiri yang merender halaman sederhana dengan EJS adalah pendekatan yang jauh lebih efisien.
4. Merender Email HTML Ini adalah kasus penggunaan yang sering diabaikan namun sangat penting. Mengirim email HTML yang konsisten di berbagai klien email (Gmail, Outlook, dll.) adalah tugas yang sulit. EJS adalah alat yang fantastis untuk membuat template email di sisi server, menyuntikkan data dinamis (seperti nama pengguna atau detail pesanan), dan mengirimkan HTML yang sudah jadi.
baca juga : Universitas Teknokrat Indonesia Laksanakan PKM Hibah BIMA 2025 untuk UMKM Puteri Tapis Tenun Lampung
Bukan “EJS atau React”, Melainkan “EJS dan React”
Perkembangan paling menarik dalam arsitektur web modern adalah munculnya pendekatan hibrida. Meta-framework seperti Next.js (untuk React) dan Nuxt.js (untuk Vue) pada dasarnya adalah pengakuan bahwa rendering di sisi server itu penting. Mereka mengambil kekuatan framework klien dan menggabungkannya dengan kemampuan untuk merender halaman pertama di server—persis seperti yang dilakukan EJS.
Ini membuktikan bahwa prinsip dasar di balik EJS tidak pernah mati. Yang berubah adalah konteksnya. Memahami cara kerja EJS memberi Anda fondasi mental yang kuat untuk memahami mengapa Server-Side Rendering (SSR) dan Static Site Generation (SSG) di Next.js menjadi begitu penting. Ini bukan lagi pertarungan antara “server vs klien”, melainkan tentang bagaimana menggunakan keduanya secara harmonis.
penulis : Muhammad Anwar Fuadi