Satu Pustaka untuk Semua: Menjelajahi Fleksibilitas Kendo UI di Ekosistem React, Vue, dan Angular

Satu Pustaka untuk Semua: Menjelajahi Fleksibilitas Kendo UI di Ekosistem React, Vue, dan Angular

Dunia pengembangan frontend modern sering diibaratkan sebagai sebuah medan pertempuran ideologi, di mana React, Vue, dan Angular menjadi tiga kerajaan besar yang saling bersaing. Masing-masing memiliki filosofi, keunggulan, dan komunitas pengikut yang loyal. Namun, dalam realitas dunia korporat dan enterprise, situasi ini seringkali menciptakan fragmentasi. Sebuah perusahaan besar mungkin memiliki satu tim yang membangun aplikasi internal dengan Angular karena strukturnya yang kokoh, tim lain mengembangkan produk yang menghadap pelanggan dengan React karena ekosistemnya yang luas, dan tim ketiga membuat prototipe cepat menggunakan Vue karena kemudahan penggunaannya.

Fragmentasi ini melahirkan sebuah tantangan besar: bagaimana cara menjaga konsistensi antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) di seluruh produk perusahaan? Bagaimana memastikan efisiensi pengembangan ketika setiap tim menggunakan tumpukan teknologi (tech stack) yang berbeda? Di tengah dilema inilah Kendo UI dari Progress Telerik hadir, bukan sebagai partisipan dalam “perang framework”, melainkan sebagai jembatan diplomatik. Dengan strateginya yang unik, Kendo UI menawarkan sebuah pustaka komponen yang sama kuatnya di ketiga ekosistem, mewujudkan moto “Satu Pustaka untuk Semua”.

Baca juga: PHPStorm: Bukan Sekadar Editor, Solusi Lengkap untuk Proyek PHP Skala Besar

Dilema Dunia Modern: Fragmentasi Ekosistem Frontend

Sebelum memahami solusi yang ditawarkan Kendo UI, penting untuk memahami masalah yang dipecahkannya. Ketika sebuah organisasi menggunakan React, Vue, dan Angular secara bersamaan, beberapa masalah operasional akan muncul:

  1. Inkonsistensi Desain: Tim React mungkin menggunakan Material-UI, tim Angular memilih PrimeNG, dan tim Vue mengandalkan Vuetify. Meskipun semuanya dapat diatur temanya, akan selalu ada perbedaan kecil dalam perilaku, tampilan, dan nuansa komponen. Ini menciptakan pengalaman pengguna yang terputus-putus di seluruh portofolio produk.
  2. Duplikasi Usaha: Jika perusahaan membutuhkan komponen yang sangat spesifik, seperti data grid dengan fitur export ke Excel dan virtual scrolling, usaha untuk membangun atau mengonfigurasi komponen ini harus diulang tiga kali untuk setiap framework.
  3. Kurva Belajar yang Terpisah: Seorang pengembang yang pindah dari proyek Angular ke proyek React tidak hanya harus mempelajari framework baru, tetapi juga seluruh pustaka komponen UI yang baru. Ini memperlambat mobilitas internal dan transfer pengetahuan.

Masalah-masalah ini menuntut sebuah solusi yang dapat menyediakan lapisan UI yang konsisten dan andal, yang dapat berjalan di atas fondasi framework mana pun yang dipilih tim.

Lebih dari Sekadar “Wrapper”: Pendekatan Native Kendo UI

Banyak yang mungkin berasumsi bahwa untuk mendukung banyak framework, Kendo UI menggunakan pendekatan “satu untuk semua” dengan membuat satu pustaka inti (mungkin berbasis jQuery atau JavaScript murni) dan kemudian membuat “pembungkus” (wrapper) tipis untuk React, Vue, dan Angular. Namun, di sinilah letak keunggulan utama Kendo UI: mereka tidak melakukan itu.

Sebaliknya, Kendo UI mengambil jalan yang lebih sulit namun jauh lebih superior dengan membangun pustaka komponen native untuk setiap framework dari awal.

  • KendoReact: Ini adalah kumpulan komponen yang dibangun sepenuhnya dari awal menggunakan TypeScript dan React. Ia tidak memiliki dependensi pada jQuery atau pustaka lain. Komponen-komponennya dirancang untuk menjadi “React-idiomatic”, terintegrasi secara mulus dengan fitur-fitur seperti React Hooks dan Virtual DOM untuk kinerja maksimal.
  • Kendo UI for Angular: Dibuat dari nol khusus untuk Angular, pustaka ini ditulis dalam TypeScript dan mengikuti semua praktik terbaik Angular. Komponen-komponennya adalah komponen Angular sejati, terintegrasi secara mendalam dengan fitur seperti data binding, dependency injection, dan RxJS Observables.
  • Kendo UI for Vue: Serupa dengan yang lain, ini adalah koleksi komponen Vue native yang dirancang untuk bekerja secara harmonis dalam ekosistem Vue, mendukung fitur-fitur seperti single-file components dan sistem reaktivitas Vue.

Pendekatan native ini sangat penting. Ini berarti pengembang mendapatkan kinerja terbaik karena tidak ada lapisan abstraksi yang tidak perlu. Mereka juga mendapatkan pengalaman pengembangan (Developer Experience/DX) yang superior karena mereka dapat menggunakan komponen Kendo UI dengan cara yang terasa alami dan sesuai dengan framework pilihan mereka.

Studi Kasus Tiga Arah: Data Grid yang Sama, Tiga Wajah Berbeda

Untuk melihat fleksibilitas ini dalam praktik, mari kita ambil salah satu komponen paling kompleks dan kuat dari Kendo UI: Data Grid. Di ketiga framework, Kendo UI Data Grid menawarkan set fitur yang identik—sorting, filtering, paging, editing, grouping, dan ekspor data—namun cara implementasinya disesuaikan dengan setiap ekosistem.

  • Di React: Pengembang akan mengimpor Grid dari @progress/kendo-react-grid dan menggunakannya di dalam komponen fungsional dengan JSX. Pengelolaan state seperti data, skip, dan take akan ditangani menggunakan hook useState.JavaScriptimport { Grid, GridColumn } from '@progress/kendo-react-grid'; const MyGrid = () => { const [data, setData] = React.useState([...]); return <Grid data={data}><GridColumn field="productName" /></Grid>; }
  • Di Angular: Pengembang akan menggunakan selector <kendo-grid> di dalam template HTML komponen mereka. Data akan diikat (bound) ke properti [data] dan bisa berupa array sederhana atau bahkan Observable stream dari layanan HTTP.HTML<kendo-grid [data]="gridData | async"> <kendo-grid-column field="productName"></kendo-grid-column> </kendo-grid>
  • Di Vue: Implementasinya akan berada di dalam single-file component. Komponen Grid dari Kendo UI for Vue akan digunakan di dalam bagian <template> dan datanya akan dikelola di dalam properti data dari bagian <script>.HTML<template> <Grid :data-items="products"> <grid-column field="productName"></grid-column> </Grid> </template> <script> export default { data() { return { products: [...] }; } } </script>

Meskipun sintaksnya berbeda, hasil akhirnya adalah sebuah data grid yang terlihat dan berfungsi identik, dengan tema visual yang sama, memberikan konsistensi yang didambakan di seluruh aplikasi.

Keuntungan Strategis untuk Skala Enterprise

Fleksibilitas Kendo UI bukan hanya tentang kemudahan teknis; ini adalah tentang keuntungan strategis yang signifikan, terutama untuk organisasi skala besar.

  1. Standardisasi Sistem Desain: Kendo UI menjadi fondasi untuk sistem desain terpadu. Tim desain dapat menciptakan satu set aturan visual dan fungsional, dan yakin bahwa itu dapat diimplementasikan secara konsisten tidak peduli apakah tim pengembangan menggunakan React, Vue, atau Angular.
  2. Efisiensi dan Mobilitas Tim: Pengembang dapat berbagi pengetahuan tentang konsep dan API komponen Kendo UI, bahkan jika mereka bekerja pada tumpukan teknologi yang berbeda. Ini memudahkan rotasi pengembang antar tim dan mempercepat proses onboarding.
  3. Keandalan dan Dukungan Terpusat: Daripada mengelola risiko dan siklus rilis dari tiga pustaka open-source yang berbeda, perusahaan dapat mengandalkan satu vendor profesional untuk dukungan teknis, perbaikan bug, dan pembaruan keamanan di semua platform frontend mereka.

Baca juga: Universitas Teknokrat Indonesia Laksanakan PKM Hibah BIMA 2025 untuk UMKM Puteri Tapis Tenun Lampung

Kesimpulan: Jembatan di Tengah Perang Framework

Kendo UI telah berhasil memposisikan dirinya secara unik di pasar. Alih-alih memilih satu pihak, ia memilih untuk melayani semua. Fleksibilitasnya tidak datang dari pendekatan “satu ukuran untuk semua” yang dangkal, melainkan dari komitmen yang mendalam dan asli untuk membangun pengalaman terbaik di setiap ekosistem framework utama. Dengan menyediakan pustaka komponen native yang kuat dan konsisten untuk React, Vue, dan Angular, Kendo UI bukan hanya sekadar kumpulan widget UI. Ia adalah sebuah platform strategis yang memungkinkan perusahaan modern untuk menaklukkan fragmentasi frontend, mendorong standardisasi, dan pada akhirnya, membangun produk digital yang lebih baik dan lebih kohesif.

Penulis: Indra Irawan

More From Author

Rahasia Isabelle yang Bisa Bantu Penelitian dan Coding

Rahasia Isabelle yang Bisa Bantu Penelitian dan Coding

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *