Kisah Sukses Developer ABAP, dari Nol Sampai Jadi Konsultan Dicari.

Setiap tahun, ribuan sarjana komputer dan lulusan bootcamp di seluruh Indonesia berdiri di persimpangan jalan karier. Di kepala mereka, peta menuju sukses tampak sudah jelas: merantau ke Jakarta, bergabung dengan startup teknologi yang keren, dan menguasai bahasa pemrograman yang sedang naik daun seperti Python, Go, atau JavaScript. Ini adalah jalur yang glamor, yang selalu menjadi berita utama di media teknologi.

Namun, artikel ini bukan tentang jalur itu. Ini adalah kisah tentang sebuah jalan lain. Jalan yang lebih sunyi, kurang populer, dan seringkali dianggap “kuno”. Ini adalah kisah sukses seorang developer bernama Adi—sebuah nama fiktif yang mewakili kisah nyata banyak orang. Perjalanannya dimulai dari titik nol, dari kebingungan seorang lulusan baru, hingga menjadi seorang konsultan teknologi yang sangat dicari. Senjatanya bukanlah framework JavaScript terbaru, melainkan sebuah bahasa pemrograman dari era lain: ABAP.

baca juga : Jangan Cuma Tahu Python, ABAP Jamin Karier Kamu Lebih Aman.

Langkah Pertama: Memasuki Dunia yang Asing

Kisah kita mulai lima tahun lalu. Adi baru saja lulus dari sebuah universitas di Lampung dengan gelar di bidang Teknik Informatika. Ia sama seperti lulusan lainnya: bingung dan sedikit cemas. Teman-temannya sibuk melamar ke perusahaan e-commerce dan fintech di ibu kota. Sementara Adi, melalui sebuah job fair, mendapat tawaran yang aneh: posisi trainee developer ABAP di sebuah firma konsultan IT besar.

“ABAP? Itu bukannya bahasa untuk SAP ya? Teknologi tua itu?” ledek seorang temannya.

Dengan sedikit keraguan, tetapi terdesak oleh kebutuhan, Adi menerima tawaran itu. Minggu-minggu pertamanya adalah sebuah kejutan budaya. Ia dilempar ke dalam dunia SAP yang penuh dengan istilah-istilah asing seperti modul FI/CO, SD, MM, dan sintaks ABAP yang terasa kaku dibandingkan Python yang ia pelajari di kampus. Ia meragukan keputusannya. “Harusnya aku belajar machine learning saja,” pikirnya berkali-kali.

Titik baliknya datang tiga bulan kemudian, saat ia ditempatkan di proyek pertamanya: sebuah perusahaan agribisnis raksasa di Sumatera. Tugasnya terdengar sepele: membuat sebuah laporan sederhana untuk menampilkan data produksi harian dari berbagai perkebunan. Ia menghabiskan berminggu-minggu berdiskusi dengan manajer pabrik, belajar tentang proses bisnis mereka, dan akhirnya berhasil membangun laporan tersebut.

Saat laporan itu pertama kali digunakan, seorang manajer senior menepuk pundaknya dan berkata, “Bagus sekali, Nak. Dengan data ini, kami bisa langsung tahu kebun mana yang butuh perhatian lebih. Ini akan sangat membantu efisiensi kami.” Saat itulah Adi sadar. Ia bukan sekadar menulis kode. Ia sedang memecahkan masalah bisnis yang nyata, yang berdampak langsung pada operasional perusahaan bernilai triliunan rupiah. Ia menemukan tujuannya.

Dari Junior Menjadi Senior: Seni Memecahkan Masalah Bisnis

Dua tahun berikutnya adalah fase pertumbuhan intensif bagi Adi. Ia melahap semua yang bisa ia pelajari. Ia menyadari bahwa menjadi developer ABAP yang hebat bukanlah tentang menghafal sintaks, melainkan tentang menjadi pendengar yang baik. Ia belajar bahwa baris kode terbaik lahir dari percakapan mendalam dengan para pengguna—akuntan, staf gudang, manajer HR—untuk benar-benar memahami “rasa sakit” mereka.

Ia mulai dipercaya menangani proyek yang lebih kompleks. Salah satunya adalah membangun sebuah antarmuka (interface) untuk menghubungkan sistem SAP kliennya dengan sistem milik perusahaan logistik pihak ketiga. Proyek ini memaksanya belajar tentang API, format data, dan proses bisnis yang melibatkan dua perusahaan berbeda. Ia tidak lagi hanya mengikuti perintah; ia mulai merancang solusi.

Adi juga aktif di SAP Community Network, sebuah forum global tempat para developer ABAP berbagi pengetahuan. Ia belajar dari para senior, dan perlahan-lahan mulai ikut menjawab pertanyaan dari para pemula. Reputasinya sebagai pemecah masalah yang andal mulai terbentuk, baik di dalam perusahaannya maupun di komunitas.

Transformasi Menjadi Konsultan: Keahlian yang Diburu

Setelah sekitar empat tahun, sebuah transformasi besar terjadi. Adi tidak lagi hanya dilihat sebagai seorang coder. Ia telah berevolusi menjadi seorang konsultan. Apa bedanya? Seorang coder menulis program sesuai spesifikasi. Seorang konsultan membantu klien mendefinisikan spesifikasi tersebut. Ia kini lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdiskusi, menganalisis, dan merancang arsitektur solusi sebelum satu baris kode pun ditulis.

Di tahun 2025, nilai pasar Adi meroket karena satu alasan utama: ia terjun ke dalam proyek migrasi ke SAP S/4HANA. Ini adalah gelombang modernisasi terbesar dalam dunia SAP. Ia tidak hanya menguasai ABAP klasik, tetapi juga beradaptasi dan mempelajari model pengembangan ABAP Cloud yang baru, CDS Views, dan cara membuat layanan OData.

Kini, Adi memiliki keahlian ganda yang sangat langka dan dicari:

  1. Keahlian Teknis Mendalam: Ia menguasai seluk-beluk ABAP, baik yang lama maupun yang baru.
  2. Pemahaman Fungsional yang Kuat: Ia mengerti proses bisnis di industri agribisnis dan manufaktur.

Kombinasi inilah yang membuatnya menjadi buruan para headhunter. Teleponnya mulai sering berdering dengan tawaran-tawaran proyek yang menggiurkan. Ia tidak lagi mencari pekerjaan; pekerjaanlah yang mencarinya.

Pelajaran dari Perjalanan Adi

Kisah Adi bukanlah sebuah kebetulan. Ia adalah cerminan dari sebuah jalur karier yang valid dan sangat menjanjikan. Ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita petik dari perjalanannya:

  • Jangan Remehkan Jalur yang “Membosankan”: Seringkali, peluang terbesar justru tersembunyi di area yang tidak dianggap “keren” oleh banyak orang. Stabilitas dan nilai ekonomi yang tinggi sering ditemukan pada teknologi yang bersifat fundamental bagi bisnis.
  • Keahlian Bisnis adalah Pembeda: Di dunia teknologi korporat, yang paling mahal bukanlah orang yang paling jago ngoding, melainkan orang yang paling mengerti bagaimana menerapkan teknologi untuk memecahkan masalah bisnis.
  • Terus Belajar dan Beradaptasi: Adi tidak akan seberharga sekarang jika ia berhenti di zona nyaman ABAP klasiknya. Kemauannya untuk belajar tentang S/4HANA dan ABAP Cloud-lah yang mengamankan relevansinya di masa depan.
  • Kesabaran adalah Kunci: Karier Adi dibangun bata demi bata melalui proyek-proyek yang nyata. Ini adalah sebuah maraton, bukan lari cepat—sebuah kontras yang tajam dengan budaya “cepat naik, cepat turun” di beberapa sektor teknologi lainnya.

baca juga : Mahasiswa Teknokrat Juara KTI dan Best Expodi PIMPI 2025 IPB University

Kisah Anda Selanjutnya?

Kisah Adi, yang dimulai dari nol di sebuah kota di luar pusat teknologi, membuktikan bahwa kesuksesan tidak memiliki satu formula tunggal. Sementara ribuan orang berdesakan di jalur cepat menuju Jakarta untuk menjadi data scientist atau front-end developer berikutnya, ada jalur tol yang lebih lengang, lebih terstruktur, dan mungkin lebih pasti menuju karier yang aman dan sejahtera.

Jalur ABAP mungkin tidak akan memberi Anda ketenaran instan di media sosial, tetapi ia menawarkan sesuatu yang lebih fundamental: kesempatan untuk menjadi bagian dari tulang punggung digital yang menggerakkan perusahaan-perusahaan terbesar di negeri ini.

Pertanyaannya sekarang, apakah Anda memiliki rasa ingin tahu untuk menjelajahi dunia yang berbeda ini? Apakah Anda memiliki kesabaran untuk membangun keahlian yang mendalam? Jika ya, mungkin kisah sukses berikutnya adalah kisah Anda.

penulis : Muhammad Anwar Fuadi

More From Author

5 Alasan Mengapa Debian Adalah Sistem Operasi yang Tangguh

5 Alasan Mengapa Debian Adalah Sistem Operasi yang Tangguh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *