Pernahkah Anda masuk ke kamar kos seorang teman yang luar biasa berantakan? Pakaian kotor bercampur dengan buku di lantai, sisa bungkus mi instan tergeletak di meja belajar, dan kabel-kabel kusut seperti sarang laba-laba. Mencari satu barang penting di kamar seperti itu adalah sebuah mimpi buruk. Secara menyedihkan, banyak kode program yang ditulis hari ini—bahkan oleh developer yang pintar sekalipun—terlihat persis seperti kamar kos itu.
Bahasa-bahasa modern yang dinamis dan fleksibel seperti JavaScript atau Python memang sangat kuat, tetapi keleluasaan yang mereka tawarkan seringkali menjadi pedang bermata dua. Sangat mudah bagi kita untuk menulis kode secara serampangan, mendeklarasikan variabel di mana saja, dan menciptakan alur logika yang sulit dilacak.
Di tengah kekacauan ini, ada baiknya kita menengok kembali pada sebuah filosofi lama yang diajarkan oleh sebuah bahasa pemrograman sederhana. Anggap saja ia adalah “Marie Kondo”-nya dunia coding, seorang guru kerapian yang datang untuk membantu kita menata kembali logika yang berantakan. Guru itu bernama Pascal. Artikel ini bukanlah tentang nostalgia, melainkan tentang pelajaran kerapian abadi dari sebuah bahasa sederhana yang bisa membuat logika ngoding Anda jauh lebih rapi.
baca juga : Belajar Pascal di Zaman Now, Masih Adakah Gunanya? Jawabannya Mengejutkan.
Filosofi di Balik Kesederhanaan: “Satu Jalan yang Benar”
Jika banyak bahasa modern menganut moto “Ada banyak cara untuk melakukan sesuatu,” maka filosofi tak tertulis dari Pascal lebih mirip seperti, “Ada satu jalan yang jelas dan benar untuk melakukan sesuatu, dan kamu harus mengikutinya.”
Sifat ini bukanlah sebuah keterbatasan, melainkan sebuah fitur yang disengaja. Sang penciptanya, Niklaus Wirth, merancang Pascal dengan satu tujuan utama: kejelasan. Tujuannya adalah untuk mengurangi ambiguitas dan beban kognitif bagi programmer. Kode Pascal yang baik harus bisa dibaca dan dimengerti alurnya, bahkan oleh orang lain, semudah membaca sebuah resep masakan yang terstruktur. Di dunia di mana kompleksitas perangkat lunak terus meningkat, kembali ke prinsip kesederhanaan ini adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga.
Resep Kerapian #1: Wajib Lapor Dulu di Blok VAR
Resep pertama dan yang paling fundamental dari Pascal untuk menciptakan kerapian adalah aturan deklarasi variabelnya yang ketat. Bayangkan program Anda adalah sebuah komplek perumahan elit. Blok VAR
di Pascal adalah pos satpam yang sangat disiplin di gerbang utama.
Sebelum “tamu” (data atau variabel) mana pun boleh masuk dan berkeliaran di dalam komplek, ia harus mendaftar dulu di pos satpam ini. Ia harus menyebutkan namanya (nama variabel) dan menunjukkan KTP-nya (tipe data: INTEGER
, STRING
, REAL
, dll.). Tidak ada tamu tak diundang yang boleh menyelinap masuk.
“Birokrasi” yang terkesan cerewet ini memberikan dua keuntungan luar biasa:
- Mencegah Penyusup Berbahaya: Kesalahan pengetikan nama variabel—sumber dari banyak bug di bahasa dinamis—akan langsung ditolak di gerbang oleh sang compiler. Variabel
namaPengguna
tidak akan tertukar dengannama_pengguna
karena salah satunya pasti belum “melapor” di pos satpamVAR
. - Menyediakan Peta Komplek yang Jelas: Siapapun yang ingin memahami program Anda bisa langsung melihat ke blok
VAR
dan mendapatkan “peta” lengkap dari semua data yang terlibat. Ini berfungsi sebagai dokumentasi instan yang sangat efektif, menunjukkan semua “penduduk” yang ada di dalam blok logika tersebut.
Pelajaran ini begitu penting sehingga kini diadopsi kembali di dunia modern. Kebangkitan popularitas TypeScript (yang menambahkan sistem tipe pada JavaScript) dan penggunaan type hints di Python menunjukkan bahwa industri perangkat lunak mulai menyadari kembali kebijaksanaan dari resep kerapian ala Pascal ini.
Resep Kerapian #2: BEGIN
dan END
yang Tegas
Resep kerapian kedua dari Pascal adalah caranya mendefinisikan blok logika. Jika banyak bahasa modern menggunakan kurung kurawal {}
yang terkadang kecil dan sulit dilacak, Pascal menggunakan “pagar” yang sangat jelas dan tegas: kata kunci BEGIN
dan END;
.
Setiap struktur kontrol—entah itu isi dari sebuah program, sebuah perulangan for
atau while
, atau sebuah kondisional if
—memiliki batas-batas yang sangat eksplisit.
Delphi
if (nilai > 60) then
begin
writeln('Selamat, Anda lulus!');
writeln('Silakan ambil sertifikat Anda.');
end
else
begin
writeln('Maaf, Anda harus mengulang.');
end;
Struktur ini memaksa kode untuk memiliki hirarki visual yang bersih. Sangat mudah bagi mata kita untuk memindai dan langsung melihat di mana sebuah blok logika dimulai dan di mana ia berakhir. Tidak ada lagi kebingungan akibat salah menempatkan satu kurung kurawal yang menyebabkan bug selama berjam-jam. Pascal mengajarkan bahwa keterbacaan kode bukanlah sebuah bonus, melainkan sebuah keharusan.
baca juga : Mahasiswa Teknokrat Juara KTI dan Best Expodi PIMPI 2025 IPB University
Resep Kerapian #3: Prosedur dan Fungsi yang Teratur
Bayangkan Anda sedang bekerja di sebuah bengkel. Programmer yang berantakan akan melempar semua peralatannya—obeng, kunci pas, palu—di atas satu meja kerja yang besar. Ketika butuh sesuatu, ia harus mengubek-ubek tumpukan itu. Programmer yang rapi, di sisi lain, akan menyimpan setiap jenis peralatannya di dalam laci-laci terpisah yang diberi label.
Pascal dengan tegas mendorong Anda untuk menjadi programmer yang rapi. “Laci-laci” di dunia Pascal adalah Procedure
dan Function
.
Daripada menulis satu program utama yang sangat panjang untuk melakukan segalanya, Pascal mengajarkan kita untuk memecah masalah besar menjadi tugas-tugas kecil yang logis. Logika untuk “menghitung total belanja” dimasukkan ke dalam lacinya sendiri (sebuah Function
). Logika untuk “mencetak struk pembayaran” juga dimasukkan ke dalam lacinya sendiri (sebuah Procedure
).
Program utama Anda pun menjadi sangat bersih dan rapi. Ia hanya akan terlihat seperti serangkaian panggilan ke laci-laci tersebut, bertindak sebagai seorang manajer yang mendelegasikan tugas. Pendekatan ini tidak hanya membuat kode lebih mudah dibaca, tetapi juga mendorong reusabilitas (laci yang sama bisa digunakan di banyak tempat) dan kemudahan pengujian (Anda bisa menguji setiap laci secara terpisah). Ini adalah inti dari semua praktik arsitektur perangkat lunak modern yang baik.
penulis : Muhammad Anwar Fuadi