Struts 2 vs Spring Boot, Pertarungan Framework Java Beda Generasi.

Struts 2 vs Spring Boot, Pertarungan Framework Java Beda Generasi.

Di dunia pengembangan perangkat lunak Java, pertarungan untuk menjadi framework web pilihan utama telah melahirkan banyak juara dari generasi yang berbeda. Di satu sudut, kita memiliki Apache Struts 2, seorang veteran dari era pertengahan 2000-an, sebuah framework yang pada masanya dianggap sebagai puncak teknologi MVC. Di sudut lain, berdiri Spring Boot, sang juara modern, sebuah framework yang telah merevolusi cara kita membangun aplikasi Java di era microservices dan cloud.

Membandingkan keduanya bukan sekadar adu fitur teknis. Ini adalah sebuah pertarungan beda generasi, sebuah cerminan tentang bagaimana filosofi pengembangan web Java telah berevolusi secara dramatis selama satu setengah dekade terakhir. Bagi para developer yang mungkin masih memelihara sistem lama atau bagi mereka yang penasaran dengan sejarah, pertarungan ini mengungkapkan banyak hal tentang masa lalu dan masa depan rekayasa perangkat lunak Java.

baca Juga:GPT-5 sudah ada di sini


Sang Veteran: Apache Struts 2, Bintang dari Era yang Lalu

Untuk memahami pertarungan ini, kita harus terlebih dahulu menghormati sang veteran. Apache Struts 2, yang lahir dari framework WebWork pada tahun 2007, adalah sebuah lompatan besar dari pendahulunya, Struts 1. Ia datang dengan serangkaian konsep yang sangat kuat pada masanya.

Filosofi Struts 2 berpusat pada konsep Action. Setiap permintaan dari pengguna dipetakan ke sebuah kelas Action Java biasa (POJO), yang berisi logika yang akan dieksekusi. Alur pemrosesan permintaannya sangat fleksibel dan dapat diperluas melalui serangkaian Interceptor, yang memungkinkan developer untuk menyisipkan logika (seperti otentikasi atau logging) sebelum dan sesudah sebuah Action dijalankan.

Pada era di mana konfigurasi XML masih menjadi raja, Struts 2 terasa canggih. Ia menawarkan cara yang terstruktur dan kuat untuk membangun aplikasi web skala perusahaan. Pada masanya, ia adalah salah satu pesaing utama dan pilihan yang sangat valid bagi banyak tim pengembang.


Sang Juara Modern: Spring Boot, Revolusi Pengalaman Pengembang

Jika Struts 2 adalah sebuah evolusi, maka Spring Boot adalah sebuah revolusi. Diluncurkan pada tahun 2014, Spring Boot bukanlah framework yang sama sekali baru, melainkan sebuah “lapisan opini” di atas Spring Framework yang sudah sangat matang. Tujuannya sederhana namun brilian: membuat pengembangan aplikasi Java menjadi sangat mudah dan sangat cepat.

Spring Boot mencapai ini dengan beberapa sihir:

  • Konfigurasi Otomatis (Autoconfiguration): Inilah kekuatan supernya. Spring Boot akan secara otomatis mengkonfigurasi sebagian besar aplikasi Anda berdasarkan library (JAR) yang ada di classpath. Jika ia melihat ada library untuk database, ia akan secara otomatis mengkonfigurasi koneksi database untuk Anda.
  • Starter Dependencies: Anda tidak perlu lagi mencari-cari dan mengelola puluhan dependensi secara manual. Cukup tambahkan satu “starter” (misalnya, spring-boot-starter-web), dan Spring Boot akan secara otomatis menyertakan semua yang Anda butuhkan untuk membangun aplikasi web.
  • Embedded Server: Lupakan keharusan men-deploy file WAR ke server aplikasi eksternal. Setiap aplikasi Spring Boot datang dengan server (seperti Tomcat) yang sudah tertanam di dalamnya, memungkinkannya untuk berjalan hanya dengan satu perintah.

Spring Boot secara drastis mengurangi jumlah kode boilerplate dan konfigurasi yang harus ditulis, memungkinkan developer untuk fokus pada logika bisnis. Inilah yang membuatnya menjadi standar industri de facto di tahun 2025.


Ronde Demi Ronde: Adu Kekuatan Dua Generasi

Mari kita letakkan kedua framework ini di atas ring dan adu kekuatan mereka dalam beberapa ronde kunci.

Ronde 1: Konfigurasi dan Memulai Proyek

  • Struts 2: Memulai proyek Struts 2 memerlukan setup manual yang cukup banyak. Anda harus mengkonfigurasi web.xml (atau menggunakan anotasi), membuat file konfigurasi Struts (struts.xml) untuk memetakan setiap Action, dan mengelola dependensi Anda secara manual.
  • Spring Boot: Anda bisa pergi ke start.spring.io, memilih dependensi Anda, dan mengunduh proyek yang sudah siap jalan. Anda bisa membuat sebuah REST API yang berfungsi dalam waktu kurang dari lima menit. Pemenang: Spring Boot (dengan KO)

Ronde 2: Arsitektur dan Fleksibilitas

  • Struts 2: Arsitektur berbasis Action dan Interceptor-nya cukup kuat untuk aplikasi web tradisional. Namun, ia tidak memiliki container Inversion of Control (IoC) yang secanggih Spring.
  • Spring Boot: Dibangun di atas fondasi Spring Framework, yang pada intinya adalah sebuah container IoC yang sangat canggih. Konsep Dependency Injection memungkinkan pembuatan aplikasi yang sangat modular, longgar (loosely coupled), dan sangat mudah untuk diuji (testable). Pemenang: Spring Boot

Ronde 3: Pengalaman Pengembang dan Ekosistem

  • Struts 2: Komunitasnya kini jauh lebih kecil. Mencari tutorial modern, solusi untuk masalah, atau library pihak ketiga yang terintegrasi dengan baik menjadi semakin sulit.
  • Spring Boot: Memiliki salah satu komunitas open-source terbesar dan paling aktif di dunia. Dari dokumentasi yang luar biasa, ribuan tutorial video di Laracasts, hingga ekosistem proyek pendukung yang masif (Spring Data, Spring Security, Spring Cloud), pengalaman pengembangnya tidak tertandingi. Pemenang: Spring Boot

Ronde 4: Keamanan

  • Struts 2: Ini adalah ronde yang paling menyakitkan bagi Struts 2. Reputasinya tercoreng parah oleh serangkaian kerentanan RCE yang kritis di masa lalu, yang puncaknya adalah peretasan Equifax. Meskipun timnya terus merilis tambalan, bayang-bayang ini sangat sulit untuk dihilangkan.
  • Spring Boot: Memiliki rekam jejak keamanan yang sangat kuat. Proyek Spring Security adalah standar emas untuk mengamankan aplikasi Java, dan tim Spring sangat proaktif dalam menanggapi dan menambal setiap potensi kerentanan. Pemenang: Spring Boot

Mengapa Pertarungan Ini Sebenarnya Sudah Selesai?

Melihat hasil ronde demi ronde, jelas bahwa ini bukanlah pertarungan yang seimbang. Ini karena Spring Boot dirancang untuk era pengembangan perangkat lunak yang sama sekali berbeda.

Struts 2 lahir di era aplikasi web monolitik yang di-deploy di server aplikasi tradisional. Sementara itu, Spring Boot lahir untuk era microservices dan cloud-native. Fitur-fitur seperti embedded server, konfigurasi berbasis properti eksternal, dan integrasi yang mulus dengan Spring Cloud menjadikannya alat yang sempurna untuk membangun layanan-layanan kecil yang dapat di-deploy secara independen di dalam kontainer Docker.

Dunia telah bergerak maju, dan arsitektur aplikasi modern menuntut serangkaian kemampuan yang secara inheren tidak dimiliki oleh Struts 2. Pertarungan ini sebenarnya sudah selesai bertahun-tahun yang lalu, dan Spring Boot adalah pemenangnya yang tak terbantahkan.

baca Juga:Program Studi S1 Sistem Informasi Universitas Teknokrat Indonesia Raih Akreditasi Unggul, Tegaskan Komitmen Hasilkan Lulusan Berkualitas

Menghormati Sang Veteran, Memilih Sang Juara

Apakah ini berarti Struts 2 adalah framework yang buruk? Tidak juga. Pada masanya, ia adalah alat yang hebat dan inovatif. Banyak aplikasi penting yang dibangun di atasnya, dan ia mengajarkan banyak pelajaran berharga bagi komunitas Java. Menghormati kontribusi historisnya adalah hal yang penting.

Namun, di tahun 2025, memilih teknologi bukanlah soal nostalgia. Ini adalah soal memilih alat terbaik, paling produktif, paling aman, dan paling relevan untuk membangun masa depan. Dan dalam setiap metrik yang penting bagi pengembangan aplikasi modern, Spring Boot unggul secara telak.

Pertarungan antara Struts 2 dan Spring Boot adalah cerminan sempurna dari evolusi teknologi. Struts 2 adalah sang veteran yang jasanya akan selalu dikenang di museum sejarah Java. Tetapi Spring Boot adalah sang juara bertahan yang aktif, yang terus mendefinisikan seperti apa pengembangan aplikasi Java modern itu. Bagi para developer yang membangun aplikasi hari ini, pilihannya sudah sangat jelas.

penulis:dafa Aditya.f

More From Author

Lebih Jelas dari Biasa: Peran Penting Apotomo di Dunia Medis

FilebenchWML: Solusi Jitu Uji Performa Server Anti Ribet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *