Profesi Application Support makin dicari di era digital kayak sekarang. Hampir semua perusahaan, baik startup maupun korporasi besar, bergantung pada sistem dan aplikasi digital untuk menjalankan operasional mereka. Ketika sistem tersebut error, lambat, atau nggak jalan seperti seharusnya, di situlah Application Support berperan penting sebagai “penjaga gawang” yang memastikan semuanya kembali normal secepat mungkin.
Tapi jangan salah, jadi Application Support bukan cuma soal memperbaiki error atau menjawab pertanyaan user. Peran ini butuh kombinasi skill teknis, kemampuan analisis, komunikasi, dan penguasaan tools digital. Nah, kalau lo punya rencana masuk ke jalur karier ini, berikut adalah skill wajib yang perlu banget lo kuasai dari sekarang.
baca juga : Kunci Sukses Menghadapi Tes Potensi Akademik (TPA) Kalla Group: Contoh Soal dan Strategi Ampuh
1. Skill Troubleshooting: Dasar yang Nggak Bisa Ditawar
Salah satu tugas utama Application Support adalah menyelesaikan masalah teknis, mulai dari bug kecil sampai insiden sistem yang berdampak besar. Untuk itu, lo harus punya skill troubleshooting yang tajam. Ini bukan cuma soal ngikutin langkah-langkah dari dokumentasi, tapi juga kemampuan analisis untuk mencari tahu akar masalahnya.
Misalnya, kalau ada aplikasi internal perusahaan yang tiba-tiba nggak bisa login, lo harus tahu cara ngecek apakah masalahnya di sisi front-end, back-end, server, atau koneksi database. Lo juga harus tahu cara baca log error, menggunakan tools seperti Postman untuk uji API, atau pakai command line buat nge-ping koneksi server. Intinya, lo harus bisa berpikir sistematis dan menyusun langkah-langkah diagnosis secara logis.
Cara ngasah skill ini? Banyak latihan. Lo bisa mulai dari belajar debugging aplikasi sederhana, ikut online lab, atau simulasi problem solving dari platform seperti Codecademy atau FreeCodeCamp.
2. Pemahaman Dasar Tentang Database dan SQL
Kebanyakan aplikasi modern sangat bergantung pada database. Jadi jangan heran kalau banyak kasus support berkaitan dengan data: data yang hilang, error karena query, atau bahkan performa sistem yang lambat akibat query yang nggak efisien.
Lo wajib punya skill dasar SQL (Structured Query Language). Minimal, lo harus bisa:
- Menulis SELECT query buat ambil data
- Memahami JOIN antar tabel
- Melakukan UPDATE atau DELETE (tapi hati-hati, pastikan permission lo cukup)
- Memahami index dan optimasi query sederhana
Nggak perlu langsung jago, tapi lo harus ngerti logika dasarnya. Tools yang umum dipakai misalnya MySQL, PostgreSQL, atau SQL Server Management Studio.
3. Paham Cara Kerja API (Application Programming Interface)
Banyak aplikasi modern saat ini bekerja secara modular. Mereka “ngobrol” satu sama lain lewat API. Misalnya, aplikasi front-end bisa minta data dari back-end lewat API endpoint.
Sebagai Application Support, lo harus tahu cara kerja API, mulai dari jenis-jenisnya (REST, SOAP), cara melakukan request, hingga membaca respons JSON. Lo juga perlu ngerti kode status HTTP seperti 200, 404, 500, dan cara mengujinya pakai tools seperti Postman atau Curl.
Nggak sedikit kasus error disebabkan oleh masalah API: endpoint nggak responsif, parameter salah, atau otentikasi gagal. Jadi pemahaman API itu penting banget buat mempercepat penyelesaian masalah.
4. Kemampuan Menggunakan Tools Monitoring dan Logging
Lo nggak bisa selamanya ngandelin user buat ngasih tahu ada masalah. Idealnya, lo harus tahu lebih dulu sebelum user sadar. Nah, di sinilah pentingnya tools monitoring dan logging.
Beberapa tools yang wajib lo kenal antara lain:
- New Relic / Datadog / Prometheus: buat monitoring performa aplikasi dan server
- ELK Stack (Elasticsearch, Logstash, Kibana): buat manajemen log
- Grafana: buat visualisasi data monitoring
- Sentry: buat error tracking di aplikasi
Dengan tools ini, lo bisa lihat anomali performa, spike error, atau bottleneck sistem sebelum masalah membesar. Lo juga bisa ngasih insight yang lebih tajam ke tim developer untuk investigasi lanjutan.
5. Familiar dengan Tools Ticketing dan Dokumentasi
Nggak kalah penting, sebagai Application Support lo harus familiar sama sistem ticketing karena hampir semua laporan user masuk lewat sistem ini. Beberapa platform populer yang sering digunakan di industri adalah:
- Jira: untuk bug tracking dan issue management
- Zendesk: untuk customer support
- Freshdesk: alternatif Zendesk yang lebih ringan
- ServiceNow: populer di perusahaan enterprise
Skill yang dibutuhkan bukan cuma tahu cara buat dan close tiket, tapi juga bikin dokumentasi yang jelas dan mudah dipahami. Deskripsi masalah, langkah reproduksi, environment yang terlibat, sampai impact-nya ke user — semua itu harus dicatat dengan lengkap. Ini penting buat mempermudah kolaborasi antar tim dan jadi referensi di masa depan.
6. Skill Komunikasi dan Empati: Jangan Cuma Jago Teknis
Sebagus apa pun skill teknis lo, kalau lo nggak bisa berkomunikasi dengan baik, kerja lo bakal berat. Soalnya, Application Support itu adalah jembatan antara user dengan tim developer.
Lo harus bisa menjelaskan masalah teknis ke user non-teknis dengan bahasa yang mudah dimengerti. Di sisi lain, lo juga harus bisa menjelaskan feedback user ke developer secara akurat dan teknis. Kadang, lo juga harus “menenangkan” user yang frustrasi karena sistemnya error di tengah deadline.
Di sinilah pentingnya empati dan kemampuan komunikasi. Coba dengerin keluhan mereka dulu sebelum langsung jawab “itu bukan bug, itu fitur.” Kadang user cuma butuh rasa dimengerti.
7. Dasar-Dasar Scripting dan Otomatisasi
Application Support yang baik tahu bahwa waktu sangat berharga. Kalau lo sering melakukan task yang sama berulang kali, kenapa nggak diotomatisasi?
Scripting sederhana pakai bash, PowerShell, atau bahkan Python bisa bantu lo menyederhanakan pekerjaan. Contohnya:
- Script untuk ngecek status service
- Script backup database
- Script untuk migrasi file secara otomatis
- Automasi log archiving
Makin banyak yang bisa lo otomatisasi, makin efisien kerja lo, dan itu nilai plus di mata perusahaan.
8. Pemahaman Tentang SDLC (Software Development Life Cycle)
Meskipun bukan developer, lo tetap perlu paham siklus pengembangan software. Mulai dari fase development, testing, staging, sampai production.
Dengan ngerti SDLC, lo jadi tahu kapan harus menguji aplikasi, di environment mana harus support, dan bagaimana mengantisipasi issue yang muncul pasca-deployment. Ini juga bantu lo kerja bareng tim QA dan DevOps dengan lebih smooth.
9. Adaptif dengan Teknologi Baru
Teknologi terus berkembang. Tools yang hari ini populer bisa aja tergantikan dalam waktu singkat. Application Support yang baik harus punya mindset belajar terus-menerus dan adaptif terhadap tools atau sistem baru.
Misalnya, lo mungkin hari ini pakai Jira, tapi besok tim lo pindah ke Linear. Hari ini lo monitor aplikasi pakai Datadog, besok bisa aja ganti ke Grafana + Prometheus. Jangan jadi support yang stuck di zona nyaman. Rajin baca dokumentasi, ikuti update tools, dan jangan takut belajar hal baru.
penulis : Muhammad Zulfan M.A