Dunia data itu ibarat lautan luas, dan Data Dashboard Developer adalah nahkoda yang bisa membaca peta. Bayangkan, kamu bisa mengubah tumpukan angka yang bikin pusing jadi visualisasi yang cantik, informatif, dan bisa membuat keputusan bisnis. Karir ini lagi naik daun banget dan gajinya pun bikin ngiler. Tapi, mungkin kamu berpikir, “Kayaknya sulit deh, harus jago matematika dan coding tingkat dewa.” Eits, tunggu dulu! Rahasia karir meroket di bidang ini sebenarnya cuma modal ngulik yang tepat.
Artikel ini bukan cuma sekadar teori, tapi panduan praktis buat kamu yang mau serius terjun ke dunia Data Dashboard Developer. Kita akan bongkar langkah-langkah step-by-step yang bisa kamu lakukan, bahkan dari nol. Semua yang kamu butuhkan adalah rasa ingin tahu dan semangat untuk belajar. Siap-siap, karena setelah ini kamu akan tahu kalau meroket di karir ini ternyata bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana.
baca juga:Rahasia Kumpulan Cerdas Menguasai Himpunan dengan 10 Contoh Soal Praktis!
Langkah 1: Pahami Dulu, Apa Sih Data Dashboard Developer Itu?
Sebelum mulai ngulik, kamu harus tahu dulu apa itu Data Dashboard Developer. Mereka itu bukan hanya sekadar teknisi. Mereka adalah penerjemah data. Tugas utamanya adalah:
- Mengambil Data: Mengambil data dari berbagai sumber, baik itu database internal, Google Analytics, atau bahkan data dari media sosial.
- Membersihkan Data: Data mentah itu sering kali kotor, banyak yang tidak lengkap atau tidak konsisten. Seorang developer harus bisa membersihkannya.
- Menganalisis Data: Menemukan pola, tren, dan insight berharga di balik angka-angka.
- Memvisualisasikan Data: Mengubah data yang sudah diolah menjadi dashboard yang interaktif, informatif, dan mudah dipahami oleh tim non-teknis, seperti manajer, tim penjualan, atau tim pemasaran.
Jadi, pekerjaan ini adalah perpaduan antara kemampuan teknis (coding, tool BI) dan kemampuan non-teknis (analisis, komunikasi, dan desain).
Langkah 2: Mulai Ngulik dengan Senjata Utama
Jangan langsung buru-buru menguasai semua bahasa pemrograman. Fokuslah pada senjata utama yang wajib kamu kuasai.
1. Kuasai Satu Tool BI (Business Intelligence)
Pilih salah satu dari yang paling populer di industri. Jangan coba-coba menguasai semuanya sekaligus.
- Tableau: Paling ramah pengguna, visualisasinya cantik, dan gampang banget buat pemula. Ada versi gratisnya, Tableau Public, yang bisa kamu pakai buat portofolio.
- Power BI: Andalan Microsoft. Kalau kamu sudah akrab dengan Excel, Power BI akan terasa lebih familiar. Banyak perusahaan besar pakai ini karena integrasinya dengan produk Microsoft lain.
- Google Data Studio (Looker Studio): Pilihan bagus buat pemula karena gratis dan mudah terhubung dengan data dari Google, seperti Google Sheets atau Google Analytics.
2. Belajar SQL (Structured Query Language)
Ini adalah bahasa resmi data. Kamu tidak akan bisa lepas dari SQL. Kenapa? Karena di mana pun kamu bekerja, data pasti disimpan di database yang butuh query SQL untuk diambil. Kamu bisa belajar SQL secara gratis di banyak platform online. Mulai dari yang paling dasar seperti:
SELECT
(mengambil data)FROM
(dari mana data diambil)WHERE
(menyaring data)GROUP BY
(mengelompokkan data)JOIN
(menggabungkan data dari beberapa tabel)
3. Pahami Konsep, Jangan Cuma Hafal
Saat ngulik, jangan cuma menghafal syntax atau klik-klik tombol. Tanyakan pada dirimu:
- “Kenapa aku pakai
SUM()
untuk menghitung total penjualan, bukanCOUNT()
?” - “Kapan aku harus pakai bar chart daripada pie chart?”
- “Bagaimana cara membuat data ini bercerita?” Pemahaman konsep ini akan membuatmu menjadi developer yang strategis, bukan cuma teknisi.
Langkah 3: Bangun Portofolio yang Bikin Orang Terkesan
Ini adalah langkah paling krusial. Portofolio adalah bukti nyata dari skill yang kamu klaim. Tanpa portofolio, semua klaim di CV-mu cuma janji manis.
1. Cari Data yang Menarik
Lupakan data “penjualan fiktif” yang membosankan. Cari data yang bisa kamu hubungkan dengan minatmu. Misalnya:
- Kamu suka film? Cari dataset film dari IMDb dan buat dashboard analisis rating atau pendapatan.
- Kamu suka olahraga? Cari dataset statistik pemain sepak bola atau basket.
- Kamu peduli lingkungan? Cari data polusi atau data populasi hewan langka.
2. Buat Tiga Proyek dengan Alur Cerita
Di setiap proyek, jangan cuma bikin grafik. Tunjukkan alur kerjamu.
- Proyek 1 (Basic): Buat dashboard sederhana yang hanya menampilkan data. Tujuannya untuk menunjukkan kamu bisa menggunakan tool BI.
- Proyek 2 (Intermediate): Buat dashboard yang menceritakan sesuatu. Misalnya, “Dashboard ini dibuat untuk membantu tim marketing memahami efektivitas iklan media sosial.” Tuliskan narasi singkat di deskripsinya.
- Proyek 3 (Advanced): Proyek ini menunjukkan kemampuan analisis dan pemecahan masalahmu. Mulai dengan masalah bisnis, lalu jelaskan bagaimana kamu menggunakan data dan dashboard untuk menemukan solusinya.
3. Unggah di Tempat yang Tepat
- Tableau Public: Platform gratis untuk mengunggah dashboard yang kamu buat di Tableau. Ini seperti Instagram-nya para Data Dashboard Developer.
- GitHub: Kalau kamu ngulik Python atau R, unggah kode dan proyekmu di sini.
- LinkedIn: Setelah proyekmu selesai, buat postingan di LinkedIn yang memamerkan hasil kerjamu. Ini akan membuatmu terlihat profesional dan menarik perhatian rekruter.
Langkah 4: Terus Ngulik dan Terhubung dengan Komunitas
Industri data itu dinamis banget. Setiap bulan ada tool atau fitur baru. Jurus terakhir ini memastikan kamu tidak ketinggalan kereta.
1. Ikut Kursus Online dan Webinar
Manfaatkan platform seperti Coursera, Udemy, atau edX. Pilih kursus yang fokus pada proyek dan studi kasus nyata. Banyak juga webinar gratis yang diselenggarakan oleh Tableau atau Microsoft.
2. Gabung Komunitas Data di Indonesia
Cari grup-grup di Telegram, LinkedIn, atau Discord yang isinya para profesional data. Di sana, kamu bisa bertanya, berbagi tips, dan bahkan mendapatkan info lowongan kerja yang tidak dipublikasikan di platform umum.
3. Buat Konten
Kalau kamu sudah merasa nyaman, coba buat konten (artikel di Medium atau video di YouTube) yang menceritakan pengalamanmu. Misalnya, “Cara Gampang Belajar SQL untuk Data Dashboard Developer.” Ini akan meningkatkan personal branding kamu dan membuat rekruter melihat kamu sebagai seorang ahli.
penulis: lili rahma dini