Menjadi Infrastructure Automation Engineer adalah salah satu pekerjaan yang sangat dicari di dunia teknologi saat ini. Peran ini tidak hanya penting bagi perusahaan teknologi, tetapi juga di berbagai industri yang semakin bergantung pada infrastruktur otomatis untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan manusia. Lalu, apa saja yang perlu kamu kuasai agar bisa diterima di posisi ini? Di artikel ini, kita akan membahas 5 skill wajib yang harus dimiliki agar kamu bisa sukses menjadi Infrastructure Automation Engineer.
Baca juga:Jago Ngoding Gajian Gede Mau Tahu Cara Diterima Jadi React Developer?
1. Penguasaan Sistem Operasi dan Infrastruktur IT
Sebagai Infrastructure Automation Engineer, kamu harus memiliki pemahaman mendalam tentang sistem operasi, terutama yang berbasis Linux dan Windows. Ini karena sebagian besar infrastruktur perusahaan dijalankan di atas sistem operasi tersebut. Pengetahuan tentang server management juga sangat diperlukan. Kamu akan bekerja dengan berbagai alat dan platform untuk mengelola server, baik di cloud maupun on-premise.
Kenapa penting? Tanpa pemahaman yang baik tentang bagaimana sistem operasi bekerja dan bagaimana mengonfigurasi server, kamu tidak akan bisa mengotomatiskan tugas-tugas yang ada dengan efisien. Misalnya, mengelola pengaturan jaringan, keamanan, atau penyimpanan data di server memerlukan pemahaman yang kuat tentang sistem operasi tersebut.
Tips belajar: Mulailah dengan menguasai dasar-dasar Linux karena sistem ini sangat sering digunakan dalam infrastruktur cloud. Selain itu, pahami juga konsep-konsep seperti virtualisasi, containerization (Docker), dan cloud computing untuk memperdalam pemahamanmu tentang infrastruktur.
2. Pemrograman dan Skrip Otomatisasi
Salah satu tugas utama seorang Infrastructure Automation Engineer adalah mengotomatisasi proses yang repetitif dengan menulis skrip atau program. Oleh karena itu, keterampilan dalam pemrograman dan skrip otomatisasi sangat diperlukan. Beberapa bahasa pemrograman yang penting dalam pekerjaan ini antara lain:
- Python: Python adalah bahasa pemrograman yang populer untuk mengotomatiskan banyak tugas di dunia IT, seperti manajemen infrastruktur dan pengelolaan server.
- Bash/Shell Scripting: Untuk bekerja dengan sistem berbasis Linux, kamu akan sering menggunakan skrip shell untuk mengelola server dan mengotomatisasi proses administrasi.
- PowerShell: Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan Windows Server, PowerShell adalah alat yang sangat berguna dalam otomatisasi.
Kenapa penting? Tanpa kemampuan menulis skrip atau kode, kamu tidak akan bisa mengotomatisasi tugas-tugas manual yang membosankan dan rawan kesalahan. Ini adalah bagian inti dari pekerjaanmu sebagai Infrastructure Automation Engineer.
Tips belajar: Mulailah dengan Python karena bahasa ini sangat ramah pemula dan memiliki banyak library yang berguna untuk otomatisasi. Setelah itu, coba pelajari Bash atau PowerShell, tergantung pada sistem operasi yang lebih banyak digunakan di lingkungan kerjamu.
3. Pengalaman dengan Alat Otomatisasi Infrastruktur
Bekerja sebagai Infrastructure Automation Engineer juga memerlukan pengalaman dengan alat-alat otomatisasi infrastruktur. Beberapa alat yang paling sering digunakan di industri ini adalah:
- Ansible: Salah satu alat otomatisasi yang paling populer dan banyak digunakan dalam mengonfigurasi dan mengelola infrastruktur.
- Chef: Alat lain yang digunakan untuk mengelola infrastruktur dan mengotomatiskan provisioning server.
- Puppet: Digunakan untuk otomatisasi konfigurasi dan pengelolaan server, khususnya di lingkungan skala besar.
- Terraform: Alat yang digunakan untuk mengelola infrastruktur sebagai kode (Infrastructure as Code) yang sangat populer di lingkungan cloud.
Kenapa penting? Menguasai alat-alat ini akan mempercepat proses otomatisasi, meningkatkan konsistensi, dan mengurangi potensi kesalahan manusia. Banyak perusahaan mengharapkan bahwa kandidat yang melamar di posisi ini sudah familiar dengan setidaknya satu atau dua alat otomatisasi utama.
Tips belajar: Pilih satu atau dua alat untuk fokus dipelajari terlebih dahulu. Mulailah dengan Ansible karena alat ini lebih mudah dipahami untuk pemula dan banyak digunakan di berbagai perusahaan.
4. Pemahaman tentang Cloud Computing dan Infrastruktur Cloud
Saat ini, sebagian besar perusahaan beralih ke layanan cloud untuk mengelola infrastruktur mereka, baik itu di Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, atau Google Cloud Platform (GCP). Sebagai seorang Infrastructure Automation Engineer, kamu harus memiliki pemahaman yang kuat tentang cloud computing dan bagaimana menggunakan layanan cloud untuk mengelola infrastruktur secara otomatis.
Kenapa penting? Sebagian besar proyek otomatisasi infrastruktur saat ini dijalankan di cloud. Oleh karena itu, kemampuan untuk merancang, mengelola, dan mengotomatiskan infrastruktur di cloud menjadi sangat krusial. Cloud juga menawarkan berbagai alat untuk mengotomatiskan deployment dan manajemen infrastruktur secara lebih mudah.
Tips belajar: Mulailah dengan belajar tentang AWS karena platform ini paling banyak digunakan di dunia. Pelajari layanan-layanan seperti EC2 (untuk compute instances), S3 (untuk penyimpanan), dan Lambda (untuk serverless computing). Jangan lupa untuk mempelajari juga Infrastructure as Code (IaC) dengan menggunakan alat seperti Terraform yang mendukung otomatisasi di cloud.
5. Kemampuan untuk Mengelola Keamanan Infrastruktur
Keamanan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam dunia infrastruktur, terutama saat mengotomatiskan proses-proses yang sensitif. Sebagai Infrastructure Automation Engineer, kamu harus memahami bagaimana cara mengonfigurasi dan mengelola keamanan infrastruktur, termasuk firewall, VPN, dan enkripsi data.
Kenapa penting? Infrastruktur yang otomatis juga rentan terhadap ancaman siber jika tidak dikelola dengan benar. Oleh karena itu, seorang Infrastructure Automation Engineer perlu memiliki pemahaman dasar mengenai keamanan siber dan cara-cara melindungi infrastruktur yang diotomatisasi.
Tips belajar: Mulailah dengan mempelajari dasar-dasar keamanan cloud dan keamanan jaringan. Pahami juga konsep-konsep seperti Identity and Access Management (IAM), encryption, dan audit logging.
Baca juga:Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Juara Nasional Lomba Karya Ilmiah RnDC 2025
Kesimpulan
Menjadi seorang Infrastructure Automation Engineer memang membutuhkan keterampilan teknis yang sangat beragam, namun dengan tekad dan usaha untuk belajar, kamu pasti bisa menguasainya. Menguasai sistem operasi dan infrastruktur IT, keterampilan pemrograman, alat otomatisasi infrastruktur, cloud computing, dan keamanan adalah lima skill utama yang harus kamu kuasai untuk menjadi kandidat yang menarik bagi perusahaan. Selain itu, pengalaman praktis dengan alat-alat ini akan sangat membantu dalam mempercepat proses pembelajaranmu.
Penulis: Emi kurniasih.