Langkah Mudah Menjadi Accessible Forms Developer yang Profesional

Di era digital yang serba terhubung ini, aksesibilitas web menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam dunia pengembangan perangkat lunak. Salah satu elemen kunci dalam memastikan aksesibilitas adalah formulir (forms), yang sering kali menjadi bagian utama dalam proses pengumpulan data dari pengguna di banyak aplikasi web dan situs. Namun, formulir yang tidak dirancang dengan aksesibilitas yang baik dapat menyulitkan penyandang disabilitas, terutama mereka yang mengandalkan teknologi bantu seperti pembaca layar.

Sebagai Accessible Forms Developer, tugas utama kamu adalah merancang dan mengimplementasikan formulir yang dapat diakses oleh semua pengguna, termasuk mereka yang memiliki gangguan penglihatan, pendengaran, atau keterbatasan motorik. Pekerjaan ini sangat dibutuhkan karena semakin banyak perusahaan dan pengembang aplikasi yang mulai menyadari pentingnya membuat situs web dan aplikasi mereka lebih inklusif dan dapat diakses oleh siapa saja.

Jika kamu ingin menjadi seorang Accessible Forms Developer yang profesional, berikut adalah langkah-langkah mudah yang bisa kamu ikuti untuk meraih kesuksesan di bidang ini.

Baca juga: Mengasah Kemampuan Ceramah: Contoh Soal, Struktur, dan Tips Sukses dalam Ujian

1. Pahami Dasar-Dasar Aksesibilitas Web

Langkah pertama untuk menjadi seorang Accessible Forms Developer yang sukses adalah dengan memahami dasar-dasar aksesibilitas web. Aksesibilitas web bertujuan untuk memastikan bahwa situs web dan aplikasi dapat digunakan oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau mental.

Aksesibilitas web mencakup beberapa prinsip dasar yang harus dipahami oleh setiap pengembang, seperti:

  • Persepsi: Pengguna harus bisa memahami konten di situs atau aplikasi dengan berbagai cara. Misalnya, gambar harus memiliki teks alternatif, dan konten yang bersifat audio atau video harus dilengkapi dengan teks atau transkrip.
  • Operabilitas: Semua elemen situs atau aplikasi, termasuk formulir, harus dapat dioperasikan oleh semua pengguna. Ini berarti pengguna harus bisa menavigasi situs dengan menggunakan keyboard, mouse, atau perangkat bantu lainnya.
  • Pemahaman: Konten dan antarmuka harus mudah dimengerti. Pengguna harus bisa memahami instruksi dan pesan yang ditampilkan dengan jelas.
  • Kekuatan: Situs atau aplikasi harus dapat berfungsi dengan baik di berbagai perangkat dan teknologi bantu yang digunakan oleh penyandang disabilitas.

Dengan memahami prinsip-prinsip dasar ini, kamu akan memiliki dasar yang kuat untuk mulai mengimplementasikan formulir yang ramah aksesibilitas.

2. Pelajari HTML dan ARIA dengan Mendalam

Sebagai seorang Accessible Forms Developer, kamu harus menguasai bahasa HTML karena HTML adalah dasar dari setiap halaman web, termasuk formulir. Namun, hanya memahami HTML tidak cukup. Kamu juga perlu mempelajari ARIA (Accessible Rich Internet Applications), yang memberikan atribut tambahan untuk meningkatkan aksesibilitas elemen-elemen web, termasuk formulir.

Beberapa elemen HTML dan atribut ARIA yang harus dikuasai untuk membuat formulir yang dapat diakses adalah:

  • <label>: Label adalah elemen yang digunakan untuk mendefinisikan label untuk kolom input di formulir. Setiap kolom input harus memiliki label yang jelas agar pembaca layar bisa memahami tujuannya.
  • <fieldset> dan <legend>: Elemen-elemen ini digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen formulir yang terkait dan memberi penjelasan tambahan tentang grup tersebut.
  • <input>, <select>, <textarea>: Elemen-elemen ini digunakan untuk membuat kolom input di formulir. Kamu juga perlu memahami berbagai atribut yang dapat diterapkan pada elemen-elemen ini, seperti aria-required, aria-invalid, dan aria-describedby, yang meningkatkan pemahaman pembaca layar terhadap elemen formulir.
  • aria-live: Atribut ini memberikan pembaruan dinamis kepada pengguna dengan pembaca layar saat konten berubah dalam formulir.

Menguasai HTML dan ARIA adalah fondasi penting yang perlu kamu kuasai agar dapat merancang formulir yang sepenuhnya dapat diakses oleh pengguna dengan berbagai kebutuhan.

3. Ikuti Pedoman Aksesibilitas (WCAG)

Sebagai seorang Accessible Forms Developer, kamu harus mengikuti pedoman-pedoman aksesibilitas yang ditetapkan oleh WCAG (Web Content Accessibility Guidelines). WCAG adalah pedoman internasional yang menyediakan standar teknis untuk memastikan konten web dapat diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.

Beberapa pedoman WCAG yang penting untuk formulir meliputi:

  • Pastikan elemen formulir memiliki label yang sesuai: Setiap elemen input seperti kolom teks, tombol radio, dan dropdown harus memiliki label yang jelas agar pembaca layar bisa mengidentifikasinya dengan benar.
  • Urutan tab yang logis: Pengguna yang mengandalkan keyboard harus bisa menavigasi formulir dengan urutan tab yang logis dan intuitif. Pengaturan urutan tab yang benar sangat penting untuk kemudahan navigasi.
  • Validasi input yang mudah dimengerti: Jika pengguna melakukan kesalahan saat mengisi formulir, pastikan ada pesan kesalahan yang jelas dan mudah dipahami, serta beri penjelasan tentang apa yang perlu diperbaiki.
  • Penggunaan elemen ARIA yang tepat: Atribut ARIA harus digunakan dengan bijak untuk memberikan informasi tambahan kepada pengguna, terutama dalam situasi interaktif yang dinamis.

Mengikuti pedoman WCAG akan memastikan bahwa formulir yang kamu buat dapat diakses oleh penyandang disabilitas dan sesuai dengan standar internasional.

4. Uji Formulir dengan Alat Pengujian Aksesibilitas

Setelah kamu mengimplementasikan aksesibilitas pada formulir, sangat penting untuk melakukan pengujian untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik. Pengujian ini akan membantu kamu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah aksesibilitas yang mungkin belum terdeteksi.

Ada beberapa alat pengujian aksesibilitas yang dapat membantu kamu:

  • Axe Accessibility Tool: Alat ini sangat berguna untuk menganalisis halaman web dan memberikan laporan tentang masalah aksesibilitas yang ada.
  • WAVE (Web Accessibility Evaluation Tool): WAVE memungkinkan kamu untuk melihat masalah aksesibilitas secara visual dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
  • Lighthouse: Alat dari Google ini mengaudit berbagai aspek situs web, termasuk aksesibilitas formulir.

Dengan menggunakan alat-alat pengujian ini, kamu bisa memastikan bahwa formulir yang kamu buat benar-benar dapat diakses oleh semua pengguna, termasuk mereka yang menggunakan pembaca layar atau perangkat bantu lainnya.

5. Bangun Portofolio yang Kuat

Portofolio adalah cara terbaik untuk menunjukkan kemampuan dan keahlianmu dalam membangun formulir yang dapat diakses. Sebagai Accessible Forms Developer, portofolio yang kuat akan menunjukkan kepada calon pemberi kerja atau klien bahwa kamu memiliki keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengembangkan formulir yang inklusif.

Portofolio ini bisa mencakup:

  • Proyek pribadi: Buat formulir untuk proyek pribadi yang mencerminkan pengetahuanmu tentang aksesibilitas.
  • Kontribusi open-source: Jika kamu berkontribusi pada proyek open-source yang berfokus pada aksesibilitas, pastikan untuk menyertakan ini dalam portofoliomu.
  • Studi kasus: Buat studi kasus yang menunjukkan bagaimana kamu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah aksesibilitas dalam formulir yang kamu buat.

Portofolio yang mencerminkan keahlian teknis dan pengalamannya akan sangat membantu dalam meningkatkan peluang kariermu.

6. Kembangkan Kemampuan Komunikasi dan Kolaborasi

Sebagai Accessible Forms Developer, kamu akan bekerja dengan berbagai tim, termasuk pengembang lainnya, desainer, dan manajer produk. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi yang baik sangat penting. Kamu perlu dapat menjelaskan masalah aksesibilitas kepada orang lain, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan bekerja sama dengan tim untuk memastikan formulir yang dibuat dapat diakses dengan baik oleh semua orang.

Beberapa keterampilan komunikasi yang perlu kamu kuasai adalah:

  • Menulis dokumentasi yang jelas: Dokumentasikan perubahan yang kamu buat agar anggota tim lainnya memahami keputusan yang diambil.
  • Memberikan umpan balik yang jelas dan membangun: Jika ada masalah aksesibilitas, jelaskan dengan cara yang mudah dimengerti dan beri solusi yang tepat.
  • Bekerja sama dengan desainer: Kolaborasi yang baik dengan desainer sangat penting untuk memastikan elemen-elemen formulir yang tidak hanya ramah aksesibilitas tetapi juga menarik secara visual.

Baca juga: Tim E-Sport Universitas Teknokrat Indonesia Sabet Juara Nasional Garena Youth Championship 2025

7. Sertifikasi dan Pendidikan Lanjutan

Untuk meningkatkan kredibilitasmu dan membuktikan bahwa kamu memiliki keterampilan yang dibutuhkan, mempertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi di bidang aksesibilitas web bisa menjadi langkah yang baik. Beberapa sertifikasi yang bisa kamu pertimbangkan adalah:

  • Certified Professional in Accessibility Core Competencies (CPACC): Sertifikasi ini memberikan pengetahuan dasar tentang aksesibilitas.
  • Web Accessibility Specialist (WAS): Sertifikasi ini lebih berfokus pada keterampilan teknis dalam meningkatkan aksesibilitas web.

Dengan memperoleh sertifikasi ini, kamu akan semakin percaya diri dalam melamar pekerjaan atau mendapatkan proyek yang berkaitan dengan aksesibilitas.

Penulis: Dena Triana

More From Author

Pengen Jadi Accessible Forms Developer yang Sukses? Ini Rahasianya

Tips Cerdas untuk Berkarir Sebagai iOS Performance Optimization Engineer

Tips Cerdas untuk Berkarir Sebagai iOS Performance Optimization Engineer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *