Skill Anti Mainstream Buat Jadi Blockchain Scalability Engineer

Skill Anti Mainstream Buat Jadi Blockchain Scalability Engineer

Menjadi Blockchain Scalability Engineer tidak hanya soal jago coding atau ngerti blockchain. Profesi ini menuntut kemampuan unik yang jarang dipikirkan orang. Justru skill anti mainstream inilah yang bikin kamu berbeda dari kandidat lain. Kalau biasanya orang hanya fokus pada Solidity, Rust, atau Layer-2, ada keterampilan lain yang bisa bikin kamu lebih menonjol.

baca juga:Skill Wajib yang Harus Kamu Kuasai Buat Jadi Real Time Data Processing Engineer

Skill Visualisasi Data

Banyak orang mengira scalability hanya soal mengutak-atik konsensus atau protokol. Padahal, kemampuan memvisualisasikan data bisa jadi senjata ampuh.

Blockchain penuh dengan angka: throughput, latency, gas fee, hingga jumlah node aktif. Semua metrik itu akan lebih mudah dipahami kalau divisualisasikan. Dengan menguasai Grafana, D3.js, atau Tableau, kamu bisa bikin data performa blockchain terlihat jelas dan menarik. Skill ini anti mainstream karena jarang dipelajari engineer blockchain, padahal sangat berguna saat presentasi hasil uji coba kepada tim atau investor.

Skill Menulis Teknis

Banyak engineer jago bikin kode, tapi gagap saat harus menjelaskan. Nah, kemampuan menulis teknis jadi salah satu skill anti mainstream yang bisa bikin kamu menonjol.

Sebagai Blockchain Scalability Engineer, kamu akan sering diminta membuat dokumentasi, whitepaper internal, atau laporan riset. Kalau kamu bisa menulis dengan gaya yang jelas, sistematis, dan persuasif, perusahaan akan lebih menghargai hasil kerja kamu. Selain itu, kemampuan menulis juga bikin kamu bisa membagikan ilmu lewat artikel di blog atau platform developer, yang otomatis menambah personal branding.

Skill Analisis Sistem Terdistribusi Non-Blockchain

Mayoritas calon engineer blockchain hanya belajar sistem blockchain saja. Padahal, dunia sistem terdistribusi jauh lebih luas. Belajar dari Kafka, Hadoop, Cassandra, atau bahkan teknologi cloud bisa memberi insight baru untuk optimasi blockchain.

Misalnya, konsep sharding di blockchain punya kemiripan dengan cara database NoSQL menangani data besar. Dengan membandingkan dua dunia ini, kamu bisa menemukan solusi unik yang mungkin tidak terpikirkan engineer lain. Inilah skill anti mainstream yang bisa bikin ide-ide kamu lebih segar.

Skill Observability

Observability biasanya jadi ranah DevOps, tapi sangat berguna untuk Blockchain Scalability Engineer. Menguasai observability berarti kamu bisa:

  • Melacak bottleneck pada node blockchain.
  • Mendeteksi anomali performa lebih cepat.
  • Memahami interaksi kompleks antar komponen jaringan.

Skill ini termasuk anti mainstream karena banyak developer hanya fokus di level kode, sementara observability menyentuh aspek monitoring dan sistematisasi debugging.

Skill Ekonomi Kripto

Sering dianggap sepele, padahal pengetahuan tentang tokenomics bisa membantu engineer membuat keputusan lebih tepat. Misalnya, memahami bagaimana biaya transaksi memengaruhi perilaku pengguna bisa jadi kunci dalam menentukan solusi skalabilitas.

Seorang Blockchain Scalability Engineer yang paham dasar ekonomi kripto bisa melihat masalah dari dua sisi: teknis dan finansial. Ini menjadikanmu lebih dari sekadar coder, melainkan problem solver multidimensi.

Skill Matematika Terapan

Blockchain Scalability Engineer sering berurusan dengan algoritma kriptografi, teori antrian, dan probabilitas. Jarang orang menekuni sisi matematika terapan ini, padahal skill tersebut bisa membuka jalan untuk merancang solusi skalabilitas baru.

Misalnya, analisis probabilitas bisa dipakai untuk memperkirakan kemungkinan block orphan di jaringan PoW. Atau teori antrian yang bisa membantu memperkirakan kapasitas transaksi per detik di jaringan tertentu.

Skill Bahasa Asing Teknis

Ini mungkin terdengar tidak penting, tapi kemampuan membaca dokumentasi dalam berbagai bahasa bisa jadi nilai tambah. Banyak riset blockchain ditulis dalam bahasa selain Inggris, misalnya makalah akademik dari Tiongkok atau Eropa Timur.

Dengan skill bahasa asing teknis, kamu bisa mengakses sumber pengetahuan yang jarang dibaca engineer lain. Ini bisa jadi inspirasi solusi skalabilitas yang lebih inovatif.

Skill Cross-Platform Thinking

Blockchain tidak berdiri sendiri. Kadang ia harus terhubung dengan IoT, cloud, AI, atau edge computing. Engineer yang bisa berpikir lintas platform akan lebih mudah menemukan solusi skalabilitas.

Misalnya, bagaimana blockchain bisa dipakai di sistem pembayaran IoT? Bagaimana integrasi blockchain dengan edge computing bisa mengurangi latency? Jawaban-jawaban ini lahir dari pola pikir lintas platform, sebuah skill anti mainstream yang jarang dimiliki developer biasa.

Skill Komunikasi Storytelling

Bukan sekadar public speaking, tapi kemampuan storytelling teknis. Saat kamu bisa menjelaskan blockchain scalability lewat analogi sehari-hari, audiens akan lebih mudah paham.

Contohnya, menjelaskan sharding dengan analogi jalur tol. Atau menggambarkan rollup seperti kantong belanja besar yang bisa menampung banyak barang sebelum masuk kasir. Storytelling membuat ide teknis yang rumit lebih mudah diterima oleh orang non-teknis, seperti manajer atau klien.

Skill Eksperimen Lintas Blockchain

Banyak engineer hanya fokus pada satu ekosistem, misalnya Ethereum saja. Tapi skill anti mainstream justru muncul saat kamu terbiasa bereksperimen di banyak blockchain sekaligus.

  • Coba Solana untuk performa tinggi.
  • Coba Polkadot untuk interoperabilitas.
  • Coba Cosmos untuk arsitektur modular.
  • Coba Avalanche untuk konsensus inovatif.

Dengan pengalaman ini, kamu bisa membandingkan pendekatan skalabilitas berbagai blockchain, lalu menggabungkan ide-ide terbaik untuk solusi baru.

Skill Psikologi Pengguna

Meski terdengar aneh, psikologi pengguna bisa jadi skill penting. Banyak masalah blockchain bukan hanya teknis, tapi juga perilaku pengguna.

Contoh:

  • Kalau biaya transaksi naik sedikit, apakah pengguna masih mau transaksi?
  • Kalau jaringan butuh konfirmasi lama, apakah orang tetap setia?
  • Bagaimana pengalaman pengguna memengaruhi adopsi Layer-2?

baca juga:Teknik Elektro Universitas Teknokrat Indonesia Gelar Pengabdian Masyarakat di MAN 1 Bandar Lampung

Engineer yang memahami perilaku pengguna bisa merancang solusi skalabilitas yang lebih ramah adopsi.

Skill Open Source Contribution

Kontribusi open-source bukan sekadar coding. Kamu bisa bantu review pull request, memperbaiki dokumentasi, atau membuat tutorial. Skill ini anti mainstream karena banyak engineer hanya pakai open-source tanpa pernah berkontribusi.

Kontribusi aktif membuat kamu dikenal di komunitas global, memperluas jaringan, dan membuka pintu kesempatan kerja.

penulis:mudho firudin

More From Author

Cara Seru Masuk Dunia Blockchain Scalability Engineer

Cara Seru Masuk Dunia Blockchain Scalability Engineer

Tips Cepat Biar Kamu Jadi Blockchain Scalability Engineer

Tips Cepat Biar Kamu Jadi Blockchain Scalability Engineer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *