Begitu Anda memutuskan untuk melamar pekerjaan Full-Stack JavaScript Engineer, Anda mungkin merasa kewalahan. Ada React, Vue, Angular di frontend. Ada Node.js dengan Express, NestJS, atau Koa di backend. Belum lagi urusan database dan deployment!
Banyak developer terjebak dalam jebakan framework hopping—melompat dari satu framework ke framework lain, menghafal semua sintaks, tapi tidak pernah benar-benar menguasai fondasinya.
Padahal, rahasia lolos wawancara di perusahaan teknologi top-tier untuk posisi Full-Stack JS bukan terletak pada seberapa banyak framework yang Anda hafal. Justru, kuncinya adalah menguasai fondasi inti JavaScript dan prinsip ilmu komputer yang membuat semua framework itu bekerja.
Artikel ini akan menunjukkan lima area fundamental yang harus Anda kuasai dengan mendalam. Jika Anda kuat di lima pilar ini, Anda bisa dengan mudah beradaptasi ke framework apa pun dan membuktikan bahwa Anda adalah seorang Engineer sejati, bukan sekadar Coder.
Baca juga:Bukan Sekedar Angka Berapa Sih Gaji React Native Sebenarnya
1. Jantung Bahasa: Core JavaScript Level Expert
Lupakan dulu React, Vue, atau Express. Fokuslah pada bahasa aslinya: Vanilla JavaScript. Perekrut tahu bahwa framework datang dan pergi, tapi JS adalah abadi.
A. Mekanisme Asinkronus
Ini adalah kunci keberhasilan JavaScript, terutama di Node.js. Anda harus bisa menjelaskan secara rinci:
- Promise: Pahami siklus hidup
Promise
(pending, fulfilled, rejected) dan perbedaan antara.then()
,.catch()
, dan.finally()
. - Async/Await: Jelaskan bagaimana async/await adalah syntactic sugar di atas Promise dan bagaimana ia membantu mengelola urutan eksekusi kode asinkronus secara lebih rapi.
- Event Loop: Ini wajib! Pahami bagaimana Call Stack, Web APIs (di browser) atau C++ API (di Node.js), Callback Queue, dan Event Loop berinteraksi. Mampu menjelaskan kapan timeout atau Promise dijalankan menunjukkan pemahaman mendalam tentang eksekusi JS.
B. Closures dan Scope
- Pahami Scope: Perbedaan antara Global Scope, Function Scope, dan Block Scope (
var
vslet/const
). - Closure: Jelaskan bagaimana closure memungkinkan suatu fungsi “mengingat” variabel dari scope tempat ia didefinisikan, bahkan setelah scope tersebut selesai dieksekusi. Ini penting untuk memahami state management dan design pattern di frontend maupun backend.
Trik Wawancara: Perekrut sering memberi code snippet yang melibatkan timeout dan Promise secara bersamaan. Tujuannya: menguji apakah Anda benar-benar menguasai Event Loop dan microtask queue.
2. Arsitektur Komunikasi: Protokol HTTP dan REST
Sebagai Full-Stack Engineer, Anda adalah jembatan antara frontend dan backend. Jembatan ini dibangun di atas protokol HTTP.
A. HTTP secara Mendalam
- Kode Status (Status Codes): Hafal dan pahami kategori kode status (2xx, 4xx, 5xx). Jelaskan perbedaan antara
401 Unauthorized
(belum terautentikasi) dan403 Forbidden
(terautentikasi tapi tidak punya izin). - Metode (Verbs): Kapan menggunakan GET, POST, PUT, PATCH, dan DELETE. Terutama, pahami perbedaan filosofis antara PUT (mengganti seluruh sumber daya) dan PATCH (mengubah sebagian sumber daya).
- Headers: Pahami header penting untuk keamanan dan caching, seperti
Authorization
,Cache-Control
,Content-Type
, danCORS
.
B. RESTful API Design
- Prinsip Desain: Jelaskan apa itu statelessness (server tidak menyimpan state klien) dan bagaimana Anda merancang endpoint yang bersih dan logis (misalnya,
/users/123/posts
daripada/getPostByUserId
). - CORS (Cross-Origin Resource Sharing): Jelaskan mengapa CORS ada, bagaimana browser melakukan preflight request (OPTIONS), dan cara mengonfigurasi backend Node.js Anda untuk mengizinkan atau memblokir asal tertentu.
Trik Wawancara: Jika Anda menggunakan framework seperti GraphQL, tetaplah siap untuk menjelaskan mengapa REST mungkin lebih baik untuk kasus penggunaan tertentu (misalnya, file uploading atau caching yang sederhana).
3. Infrastruktur Backend: Node.js dan Skalabilitas
Lupakan framework Express sejenak. Fokus pada bagaimana Node.js bekerja di lingkungan produksi skala besar.
A. Process Management dan Clustering
- Mengapa Node.js Single-Threaded: Pahami mengapa single-threaded bukan kelemahan melainkan kekuatan, dan bagaimana ia memanfaatkan task worker pool untuk operasi I/O yang berat.
- Clustering Module: Jelaskan bagaimana Anda memanfaatkan modul cluster bawaan Node.js untuk membuat worker processes dan mendistribusikan beban kerja di banyak core CPU. Ini adalah cara sederhana untuk mencapai skalabilitas horizontal di satu mesin.
B. Middleware dan Request Lifecycle
- Pahami konsep Middleware (misalnya di Express atau NestJS). Jelaskan bagaimana middleware memungkinkan Anda memisahkan concerns seperti logging, autentikasi, dan validasi body permintaan, dan bagaimana urutan middleware sangat penting.
Trik Wawancara: Perekrut akan menanyakan tentang Memory Leak. Anda harus tahu bagaimana closure yang tidak ditangani dengan baik atau caching yang berlebihan dapat menyebabkan memory leak di Node.js dan cara Anda mendiagnosisnya (misalnya menggunakan heap snapshots).
4. Keamanan Dasar: Melindungi Full-Stack Anda
Keamanan bukan framework, melainkan mindset. Ini adalah salah satu area di mana Full-Stack Engineer dinilai paling keras.
A. Autentikasi dan Otorisasi
- JWT (JSON Web Tokens): Pahami struktur JWT (Header, Payload, Signature). Jelaskan bagaimana Anda menyimpan access token (misalnya di memory atau httpOnly cookie) dan mengapa menggunakan Refresh Token adalah praktik terbaik untuk keamanan dan masa pakai sesi.
- Hashing Password: Tunjukkan bahwa Anda tidak pernah menyimpan password teks biasa. Jelaskan penggunaan algoritma hashing modern (seperti bcrypt atau Argon2) yang lambat dan dilengkapi dengan salt unik untuk setiap password.
B. Pertahanan Lintas Stack
- Pencegahan XSS/CSRF: Kembali ke fondasi. Jelaskan bagaimana server Anda mengeluarkan token CSRF dan bagaimana frontend Anda memastikan semua user input di-sanitize sebelum di-render.
Trik Wawancara: Jelaskan trade-off antara menyimpan access token di Local Storage vs HttpOnly Cookie. Jawaban yang benar adalah HttpOnly Cookie karena lebih aman dari serangan XSS.
5. Konsep Ilmu Komputer: Efisiensi Algoritma
Seorang Engineer di perusahaan top bertanggung jawab atas efisiensi. Proyek apa pun yang Anda deploy akan diuji skalanya, dan di situlah ilmu komputer berperan.
A. Kompleksitas Waktu (Time Complexity)
- Notasi Big O: Anda harus mampu menganalisis Big O dari fungsi yang Anda tulis, baik di frontend maupun backend.
- Mengapa loop bersarang buruk (O(n2))?
- Kapan lookup object dianggap O(1)?
- Apa time complexity dari algoritma sorting favorit Anda?
B. Struktur Data Dasar
- Pahami kapan menggunakan Array, Object/Hash Map, Set, dan Map. Di JavaScript, sebagian besar masalah kinerja terkait dengan pemilihan struktur data yang salah.
- Contoh Nyata: Jelaskan mengapa menggunakan Hash Map (objek di JS) untuk mencari pengguna berdasarkan ID jauh lebih cepat (O(1)) daripada looping melalui array pengguna (O(n)).
Trik Wawancara: Persiapkan diri Anda untuk live coding yang melibatkan algoritma dasar dan optimasi runtime. Perekrut tidak hanya ingin kode Anda berfungsi, tetapi juga efisien.
Kesimpulan
Jika Anda ingin lolos wawancara sebagai Full-Stack JavaScript Engineer di level elit, berhenti panik menghafal semua framework dan library. Investasikan waktu Anda pada lima pilar ini: Vanilla JS (Asinkronus, Event Loop), Protokol HTTP/REST, Infrastruktur Node.js, Prinsip Keamanan, dan Efisiensi Algoritma (Big O).
Dengan fondasi yang kuat, Anda bisa dengan percaya diri mengatakan, “Beri saya framework apa pun, dan saya akan menguasainya dalam seminggu.” Itu adalah pernyataan seorang Engineer sejati, bukan sekadar developer yang tahu sintaks. Fokus pada inti, dan pintu karier elit akan terbuka.
Penulis:Zaskia amelia