Barcelona memastikan tempat mereka di perempat final Liga Champions dengan kemenangan impresif atas Benfica di Stadion Montjuïc. Laga ini tidak hanya menjadi ajang pembuktian kualitas tim, tetapi juga sebagai penghormatan bagi Carles Miñarro, dokter klub yang baru saja meninggal dunia secara mendadak. Dengan permainan agresif dan penuh determinasi, Blaugrana menunjukkan bahwa mereka masih menjadi kandidat kuat dalam perebutan trofi Liga Champions musim ini.
Kemenangan Barcelona Sebagai Penghormatan untuk Carles Miñarro
Kabar duka menyelimuti Barcelona ketika dokter klub mereka, Carles Miñarro, meninggal dunia secara mendadak di hotel tim hanya tiga hari sebelum laga krusial ini. Untuk mengenangnya, para pemain Barcelona memberikan performa terbaik mereka dan mengamankan kemenangan dengan skor 3-1 di kandang sendiri, serta agregat 4-1 atas Benfica.
“Kami melakukan ini untuknya. Dia akan selalu mendukung kami dari mana pun dia berada,” ujar Hansi Flick, pelatih Barcelona, setelah pertandingan.
Pedri, salah satu pilar utama Barcelona, juga mengungkapkan betapa pentingnya kemenangan ini untuk menghormati sosok Miñarro yang telah berjasa besar bagi klub.
Dominasi Sejak Awal: Gol Raphinha dan Sejarah Lamine Yamal
Barcelona tampil agresif sejak menit pertama. Frenkie de Jong menjadi motor serangan dengan pergerakannya yang dinamis, sementara Lamine Yamal, yang baru berusia 17 tahun, tampil luar biasa dengan mencetak satu gol dan satu assist. Dengan pencapaiannya ini, Yamal menjadi pemain termuda dalam sejarah Liga Champions yang berhasil mencetak gol dan assist dalam satu pertandingan.
Gol pertama Barcelona datang pada menit ke-11. Lamine Yamal menggiring bola dengan lincah di sisi kanan sebelum memberikan umpan akurat kepada Raphinha, yang dengan sigap menyambarnya menjadi gol. Namun, Benfica merespons dengan cepat hanya dua menit berselang melalui sundulan Nicolás Otamendi yang memanfaatkan sepak pojok.
Tak butuh waktu lama, Barcelona kembali unggul. Kali ini, Lamine Yamal menunjukkan keajaibannya dengan melewati beberapa pemain Benfica sebelum melepaskan tembakan halus yang melengkung ke pojok gawang. Kiper Benfica, Anatoliy Trubin, hanya bisa melihat bola meluncur ke dalam gawangnya tanpa mampu berbuat banyak.
Raphinha kembali mencetak gol ketiga bagi Barcelona setelah menerima umpan matang dari Alejandro Balde. Meski sempat dianggap offside, tinjauan VAR mengonfirmasi bahwa gol tersebut sah, dan Barcelona pun unggul 3-1 sebelum jeda turun minum.
Pengelolaan Babak Kedua dan Dominasi Barcelona
Di babak kedua, Barcelona mengontrol jalannya pertandingan dengan lebih santai, mengingat keunggulan yang sudah mereka miliki. Meski Benfica berusaha mencari gol tambahan, lini belakang Barcelona tampil solid dengan kombinasi Ronald Araújo dan Jules Koundé yang sigap mengantisipasi setiap serangan lawan.
Benfica sempat mendapat peluang emas melalui sundulan Zeki Amdouni, tetapi Koundé dengan cekatan menghalau bola tepat di garis gawang. Dengan pertahanan yang kokoh dan penguasaan bola yang dominan, Barcelona berhasil menutup pertandingan tanpa kebobolan lebih lanjut.
Barcelona dan Peluang di Liga Champions
Dengan kemenangan ini, Barcelona kini menjadi salah satu kandidat kuat untuk memenangkan Liga Champions musim ini. Penampilan apik Lamine Yamal, Pedri, Raphinha, dan para pemain lainnya menunjukkan bahwa mereka memiliki kedalaman skuad dan kualitas yang cukup untuk bersaing di level tertinggi.
“Apa yang terjadi sebelum pertandingan memberi kami kekuatan ekstra. Kami tahu bahwa ini adalah pertandingan penting, dan kami berhasil menunjukkan kualitas kami di lapangan,” kata Raphinha usai pertandingan.
Kemenangan ini juga menjadi pesan bagi tim-tim lain di Liga Champions bahwa Barcelona telah kembali ke jalur kemenangan dan siap bersaing untuk meraih trofi bergengsi tersebut.
Penulis: M. Rizki