Situasi di Yaman kembali memanas setelah serangan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan Inggris. Stasiun TV Al-Masirah melaporkan bahwa serangan tersebut menyasar kawasan permukiman di distrik Shuub, Sanaa. Serangan ini menuai kecaman keras dari pihak Houthi, yang menyebutnya sebagai agresi AS yang berbahaya dan kejahatan perang yang sesungguhnya karena menargetkan warga sipil.
Houthi berpendapat bahwa serangan AS ini merupakan upaya untuk memberikan dukungan kepada Israel agar dapat melanjutkan pengepungan di Gaza. Juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam, bahkan menuduh AS membesar-besarkan ancaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah demi memengaruhi opini publik.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan yang dipimpin Houthi, Anees al-Asbahi, serangan AS di Yaman telah menyebabkan sedikitnya 31 orang tewas dan 101 lainnya terluka. Houthi menegaskan bahwa serangan ini merupakan agresi terang-terangan terhadap negara merdeka dan mendukung tindakan Israel di Gaza.
Kenapa AS Melakukan Serangan ke Yaman?
Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan ke Yaman dengan alasan untuk menghancurkan kelompok Houthi. Mantan Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan serangan tersebut melalui platform media sosialnya, Truth Social. Ia mengklaim bahwa Houthi mengancam kepentingan AS di Laut Merah, yang merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Houthi sendiri telah berulang kali menyerang kapal-kapal yang dianggap berafiliasi dengan AS dan Israel.
Trump menyatakan bahwa ia telah memerintahkan militer AS untuk meluncurkan operasi militer yang tegas dan kuat terhadap Houthi di Yaman. Ia juga menegaskan bahwa AS akan menggunakan kekuatan mematikan untuk mencapai tujuannya.
Serangan AS ini terjadi setelah Houthi berulang kali mengancam akan menyerang Israel dan bahkan pernah meluncurkan rudal ke negara tersebut. Serangan ke kapal-kapal di Laut Merah juga semakin meningkat sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.
Apa Dampak Serangan AS Terhadap Warga Sipil di Yaman?
Serangan AS di Yaman telah menimbulkan korban jiwa, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Houthi menganggap serangan ini sebagai agresi terhadap negara merdeka dan bentuk solidaritas Yaman dengan rakyat Palestina. Biro politik kelompok itu juga telah mengeluarkan pernyataan terpisah yang mengecam serangan tersebut.
Houthi menegaskan bahwa aksi mereka di Laut Merah ditujukan kepada kapal-kapal terafiliasi Israel dengan tujuan memberi tekanan untuk mencapai perdamaian di Gaza. Mereka juga menyatakan bahwa embargo maritim yang mereka deklarasikan hanya terbatas pada navigasi Israel sampai bantuan kemanusiaan dikirimkan kepada rakyat Gaza sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.
Houthi, yang didukung Iran, bersumpah bahwa serangan AS tidak akan menghalangi Yaman untuk terus mendukung Palestina dan memenuhi kewajibannya terhadap Gaza. Mereka juga menyatakan bahwa agresi ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan angkatan bersenjata Yaman sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi.
Bagaimana Reaksi Internasional Terhadap Serangan Ini?
Serangan AS di Yaman telah memicu berbagai reaksi dari komunitas internasional. Beberapa negara mendukung tindakan AS, sementara yang lain mengkritiknya karena berpotensi memperburuk situasi kemanusiaan di Yaman. Organisasi-organisasi kemanusiaan juga telah menyatakan keprihatinan mereka atas dampak serangan terhadap warga sipil.
Situasi di Yaman saat ini sangat kompleks dan rentan terhadap eskalasi lebih lanjut. Upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian dan mengakhiri konflik sangat penting untuk mencegah lebih banyak penderitaan bagi rakyat Yaman.
Sebagai penutup, mari kita renungkan lirik lagu dari Iwan Fals yang relevan dengan situasi ini: Bongkar, bongkar, bongkar! Mungkin sudah saatnya kita membongkar akar masalah yang menyebabkan konflik berkepanjangan di Yaman dan mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.